Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepolisian Daerah Jawa Timur tengah menunggu hasil laboratorium forensik untuk mengetahui penyebab kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara Kombes Pol (Pur) Agus Samad (71) yang meninggal di Perum Bukit Dieng, Kelurahan Pisangcandi, Kota Malang, Sabtu (24/2).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Senin mengatakan kasus kematian itu tidak hanya ditangani oleh Polres Malang Kota, namun juga di dibantu penuh oleh Polda Jatim.
"Tinggal menunggu hasil autopsi yaitu dokter forensik yang akan kita lakukan hari ini. Besok sudah keluar. Kami berjanji dua, tiga hari akan kita simpulkan terhadap kematian itu," kata Barung.
Barung mengungkapkan, sampai saat ini, penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi. Saksi-saksi tersebut, ditengarai mengetahui keberadaan korban sebelum akhirnya ditemukan tewas. Juga saksi orang yang menemukan korban pertama kali.
"Saksi saksi yang ada memang mendukung. Ada ruang privat yang tidak perlu saya sampaikan kepada rekan-rekan, menyangkut tentang apa yang terjadi," ujar Barung.
Kasus tersebut menjadi perhatian, kata Barung, lantaran saat ditemukan, korban yang ditemukan bersimbah darah dengan kaki terikat. Selain itu korban juga salah satu keluarga besar Polri.
"Memang berita tentang kematiannya adalah berita yang menyangkut tentang banyaknya fakta-fakta. Misalnya darah yang berceceran di mana-mana," ujarnya.
Namun hingga saat ini penyidik masih menetapkan dua kesimpulan pada kasus kematian korban, yakni karena pembunuhan dan bunuh diri. Hal itu karena di lokasi kejadian, juga ditemukan silet dan bekas botol cairan racun serangga. "Karena itu kepada publik, kita mengharapkan untuk sabar," tutur Barung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Senin mengatakan kasus kematian itu tidak hanya ditangani oleh Polres Malang Kota, namun juga di dibantu penuh oleh Polda Jatim.
"Tinggal menunggu hasil autopsi yaitu dokter forensik yang akan kita lakukan hari ini. Besok sudah keluar. Kami berjanji dua, tiga hari akan kita simpulkan terhadap kematian itu," kata Barung.
Barung mengungkapkan, sampai saat ini, penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi. Saksi-saksi tersebut, ditengarai mengetahui keberadaan korban sebelum akhirnya ditemukan tewas. Juga saksi orang yang menemukan korban pertama kali.
"Saksi saksi yang ada memang mendukung. Ada ruang privat yang tidak perlu saya sampaikan kepada rekan-rekan, menyangkut tentang apa yang terjadi," ujar Barung.
Kasus tersebut menjadi perhatian, kata Barung, lantaran saat ditemukan, korban yang ditemukan bersimbah darah dengan kaki terikat. Selain itu korban juga salah satu keluarga besar Polri.
"Memang berita tentang kematiannya adalah berita yang menyangkut tentang banyaknya fakta-fakta. Misalnya darah yang berceceran di mana-mana," ujarnya.
Namun hingga saat ini penyidik masih menetapkan dua kesimpulan pada kasus kematian korban, yakni karena pembunuhan dan bunuh diri. Hal itu karena di lokasi kejadian, juga ditemukan silet dan bekas botol cairan racun serangga. "Karena itu kepada publik, kita mengharapkan untuk sabar," tutur Barung.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018