Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Pertamina EP Cepu (PEPC) meminta masyarakat mewaspadai penipuan yang dilakukan sejumlah oknum dengan menjanjikan dipekerjakan proyek unitisasi gas lapangan Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Kecamatan Gayam, Bojonegoro, Jawa Timur.

"Ada sejumlah oknum mengatasnamakan PEPC menjanjikan tenaga kerja untuk dipekerjakan di proyek JTB sejak sebulan terakhir," kata "Public Government Affairs & Relation Manager" PT Pertamina EP Cepu Kunadi, dalam release tertulis, Sabtu.

Ia menyebutkan para pelaku dari oknum PT Pram di daerah setempat dengan modus para korban tenaga kerja dijanjikan untuk menjadi pekerja PEPC dengan posisi yang berbeda.

"Para korban dimintai menyerahkan sejumlah uang untuk kemudian langsung ditempatkan di Bojonegoro. Namun, pada faktanya mereka hanya ditempatkan di rumah kontrakan," kata dia menjelaskan.

Menurut dia, PEPC tidak pernah melakukan proses rekrutmen kepada calon tenaga kerja dengan penawaran jabatan/ posisi yang sekarang ditawarkan sejumlah oknum itu.

Pihaknya, lanjutnya, kalau membutuhkan tenaga kerja dengan cara mengumumkannya secara terbuka melalui media massa atau melalui situs resmi yang ditentukan perusahaan.

Tidak hanya itu, kata dia, PEPC dalam proses rekrutmen tenaga kerja juga melibatkan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) sesuai dengan kebutuhan proyek yang berjalan.

Saat ini, kata dia, beberapa pelaku penipuan tenaga kerja dari oknum PT Pram telah ditangkap dan sekarang menjalani pemeriksaan di Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro.

Dimintai konfirmasi Kasat Reskrim Polres Bojonegoro AKP Daki Dzulqornain membenarkan polisi melakukan pengusutan dugaan penipuan tenaga kerja di proyek gas JTB.

"Ada empat orang yang diamankan untuk dimintai keterangan," ujarnya.

Yang jelas, menurut Kunadi, penipuan seperti diatas kerap kali terjadi apalagi PEPC memiliki proyek pengembangan gas lapangan JTB.

"Adanya pengembangan lapangan gas JTB memancing segelintir orang maupun kelompok memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan uang dengan jalan menipu calon tenaga kerja," ucapnya.

Ia juga memberikan gambaran bahwa para pelaku antara lain, juga melakukan penipuan dengan menjaring lulusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia melalui modus mengirimkan surat ke alamat tempat tinggal maupun alamat surat elektronik pribadi (email).

Surat berisi pemberitahuan itu, kata dia, tenaga kerja harus mengirimkan sejumlah uang sebagai pembayaran ke rekening tertentu atas akomodasi dan fasilitas yang akan diterima ketika dilaksanakan proses seleksi serta biaya-biaya lainnya.

"Kami meminta kalau ada seperti itu laporkan ke polisi," ucapnya menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018