Sampang (Antaranews Jatim) - Pengamat Media dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Djoko W Tjahjo menyatakan, tragedi pendidikan dalam kasus pembunuhan guru oleh muridnya sendiri di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Pulau Madura, kemungkinan karena dampak media.

"Saya curiga, yang terjadi di Sampang, Madura dalam kasus siswa membunuh gurunya sendiri itu terjadi, salah satunya karena efek media," kata Djoko kepada Antara di Surabaya, Kamis (8/2) malam.

Pengampu mata kuliah "Media Ekonomi dan Manajemen Media Massa" pada Media dan Komunikasi FISIP Unair Surabaya itu menjelaskan, media yang dimaksud bukan hanya surat kabar, radio, dan media daring, akan tetapi juga berupa telepon seluler.

"Di HP cerdas sekarang ini kan banyak permainan-permainan anak-anak yang mempertontonkan kekerasan. Bahkan ada game tentang memukul guru," kata Djoko, menerangkan.

Bisa saja, permainan yang ditonton itu, saat masih anak-anak, lalu pikiran tentang kekerasan tersebut, terlaksana saat ini. Pengetahuan tentang sesuatu kan kadang mengalami pengendapan," katanya, menerangkan.

Oleh karenanya, ia menyarankan agar para orang tua harus lebih berhati-hati dalam mendidik putra-putrinya.

"Ini harus menjadi perhatian semua pihak. Pemerintah juga harus proaktif, dan kalau perlu hendaknya melakukan sensor pada game yang mempertontonkan kekerasan di telepon seluler itu," ucap Djoko.

Ia lebih lanjut menjelaskan, dampak negatif dari permainan yang bernuansi kekarasan itu, bisa jauh lebih buruk dari bahaya narkoba. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018