Bojonegoro, 25/1 (Antara) - Seorang warga asal Ponorogo, Jawa Timur, atas nama Ahmad Pudji Santoo (18) ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia di Bengawan Solo di Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis.

"Proses evakuasi korban dilakukan bersama petugas Polsek Ngraho dan relawan pukul 10.00 WIB. BPBD Ponorogo dan keluarganya sekarang ini dalam perjalanan menuju Puskesmas Ngraho, untuk mengambil jenasah korban," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Kamis.

Ia menyebutkan korban Ahmad Pudji Santoso yang warga Desa Ngampel, Kecamatan Balong, Ponorogo, tenggelam di Sungai Genting Ponorogo, pada 23 Januari.

Sesuai laporan yang diterima, kata dia, Ahmad Pudji Santoso hanyut di Sungai Genting di Desa Ngampel, Kecamatan Balong, Ponorogo, ketika bermain-main berenang di sungai setempat.

Berdasarkan keterangan saksi, menurut dia, korban bersama temanya datang ke Sungai Genting untuk melihat teman-temannya yang menjaring ikan.

Korban kemudian mengajak teman-temannya untuk mandi di sungai setempat, tetapi tidak ada yang mau kemudian korban berenang sendirian di sungai itu.

Sekitar 5 menit korban berenang kemudian berteriak meminta tolong, tetapi teman-temannya yang ada di tepi menganggap bercanda, sehingga hanya melihat dari tepi sungai.

"Teman-temannya hanya mengikuti korban yang terbawa arus air dari tepi sungai. Lama-lama korban kemudian tenggelam," ujarnya.

Karena tenggelam itulah, menurut Andik, korban terseret derasnya arus Sungai Genting yang bermuara di Bengawan Solo, hingga akhirnya jenasahnya ditemukan di Bengawan Solo di Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro.

"Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunial. Tidak ada tanda-tanda kekerasan ditubuh korban," ucapnya.

Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, mulai Bojonegoro sampai Lamongan, di bawah siaga banjir.

"Meskipun di bawah siaga banjir BPBD tetap waspada, sebab selama Januari-Februari curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang juga tanah longsor," ucap Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018