Tulungagung (Antaranews Jatim) - Organisa di bawah PBB yang membidangi masalah anak-anak, Unicef menilai program layanan perlindungan sosial anak integratif (PSAI) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, layak menjadi percontohan nasional karena sinergitas antarkelembagaan berhasil dijalankan secara efektif dan optimal.

"Ya, layanan perlindungan sosial anak integratif di Tulungagung sudah berjalan sangat baik, sesuai yang diharapkan karena adanya komitmen dan integrasi pelayanan lintaskelembagaan yang sangat baik," kata Kepala Bidang Perlindungan Anak Unicef di Indonesia Amanda Bissex saat berkunjung ke RSUD dr Iskak, Tulungagung, Selasa.

Ada beberapa faktor yang membuat layanan PSAI di Tulungagung unggul dibanding empat daerah lain di Indonesia yang juga menerapkan program yang sama di bawah asistensi Unicef.

Pertama, kata Amanda, keberadaan unit layanan terpadu PSAI berikut tim kerja yang solid.

Secara keadministrasian, lanjut dia, program kerja dan bank data di ULT PSAI sudah memenuhi standar.

Selain itu, kerangka kerja dan koordinasi dengan lintaskelembagaan, baik di lingkup Pemkab Tulungagung maupun dengan kelembagaan lain termasuk swasta dinilai cukup intens.

"Koordinasi serta kerjasama antarkelembagaan mulai dari tingkat bupati, jajaran OPD bahkan dengan pihak nonbirokrasi juga sudah berjalan efektif," katanya.

Senada, Kepal Perwakilan Unicef untuk wilayah Jawa, Arie Rukmantara mendorong Tulungagung tidak lelah membuat terobosan dan inovasi program layanan sosial, khususnya dalam al perlindungan sosial anak.

Jika selama ini pelayanan publik integratif sudah berjalan baik, menurutnya Tulungagung masih harus meningkatkan kuantitas layanan pembuatan akta kelahiran anak hingga angka maksimal di 100 persen.

"Karena layanan akta kelahiran itu menjadi pelayanan publik pertama yang bisa dirasakan seorang warga negara, capaian yang sudah ada saat ini akan lebih bagus lagi jika ditingkatkan lagi," ujarnya.

Saat ini, menurut kata Arie yang mengutip paparan pelaksanaan program akta kelahiran dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tulungagung, capaiannya baru di kisaran 87 persen, dari total penduduk lahir setiap tahunnya.

"Harus ada terobosan lagi dari Tulungagung sehingga terus ada kemajuan dicapai daerah ini," ujarnya.

Menurut Arie, program PSAI di Tulungagung ditetapkan sebagai percontohan nasional.

Tahun ini juga, kata dia, model pelayanan publik terpadu, termasuk PSAI di Tulungagung akan diterapkan di 100 kabupaten/kota se-Indonesia dengan pembiayaan APBN.

"Unicef dalam program pengembangan ini akan memberikan asistensi bagaimana PSAI bisa berjalan baik dan efektif saat diterapkan di daerah-daerah lain," ujarnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018