Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Mahasiswa program parcasarjana Universitas Brawijaya Malang memperlajari sejumlah inovasi pelayanan publik, termasuk program "Smart Kampung" dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Puluhan mahasiswa pascasarjana ilmu ekonomi yang memperoleh beasiswa dari Bappenas itu melakukan studi tentang sejumlah inovasi di Pemkab Banyuwangi, diantaranya, "e-planning" dan "e-budgeting", smart kampung hingga pengembangan sektor pariwisata.

Ketua Progam Studi (Prodi) pascasarjana Ilmu Ekonomi dan Bisinis UB Devanto Shasta Pratomo mengatakan kedatangan para mahasiswa itu ingin melihat secara nyata program yang menjadi mata rantai penyusunan dan pengawasan anggaran yang dimulai dari level desa.

"Kalau selama ini hanya teori kami sudah pelajari di kampus. Dengan ke Banyuwangi kami bisa langsung praktik dan bisa mengaplikasikan teori kami. Sehingga mereka bisa `link and macth` ilmu terkait dan strategi Pemkab Banyuwangi," ujarnya.

Apalagi, katanya, mahasiswa pascasarjana beasiswa Bappenas ini adalah para aparatur sipil negara (ASN) dari berbagai daerah di Indonesia. Tentu mereka ingin belajar lebih dalam inovasi-inovasi tersebut untuk nantinya dapat dipalikasikan di daerahnya.

"Selain sebagai ilmu untuk memenuhi program studi, tentulah inovasi Banyuwangi ini bisa diadopsi untuk pengembangan daerah masing-masing saat mereka telah selesai menempuh pendidikan magister," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Data dan Pengendalian Pembangunan Pemkab Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan program "e-village budgeting" ini merupakan inovasi penganggaran desa yang mengintegrasikan mulai perencanaan, tata kelola, pelaporan, hingga evaluasi dengan memanfaatkan teknologi informasi yang bisa diakses secara luas.

Sistem ini, katanya, menyinergikan keuangan dan pembangunan di tingkat desa dengan kabupaten, sehingga tercipta keselarasan dan tidak bisa ada intervensi program di tengah jalan.

"Melalui sistem ini, kontrol atas pemanfaatan dana desa bisa dilakukan setiap saat tanpa harus datang ke setiap desa. Petugas bisa tahu progress pekerjaan hingga ke pelosok desa. Jadi sistem ini dapat memangkas mata rantai penyusunan dan pengawasan anggaran secara manual di level desa. Ini membuat proses pengawasan menjadi lebih efektif dan efisien," katanya.

Sejak diterapkan tiga tahun lalu, kata Amir, program ini telah menarik perhatian banyak pihak. Berbagai daerah di Indonesia telah bertandang ke Banyuwangi khusus untuk belajar intens tentang sistem pengelolaan keuangan desa tersebut. Hingga saat ini sudah ada ratusan daerah yang berkunjung ke Banyuwangi.

"Nah inilah yang kami sebut dengan sinergi pariwisata. Dengan mereka berkunjung ke Banyuwangi kami siapkan destinasi pariwisata," katanya.(*)

Pewarta: Masuki M Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018