Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Seluas 3.195,89 hektare tanaman padi di Kabupaten  Bojonegoro, Jawa Timur, yang lokasinya masuk daerah rawan banjir luapan Bengawan Solo, masuk program  asuransi usaha tani padi (AUTP), sejak 20 Desember 2017.

"Petani mengasuransikan tanaman padinya karena sawahnya rawan bencana banjir luapan Bengawan Solo dan banjir bandang," kata Kasi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian Bojonegoro Susana, di Bojonegoro, Jumat.

Menurut dia, petani yang ikut program AUTP membayar premi sebesar Rp36.000/hektare dari total premi sebesar Rp180.000 kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo). Dari tanaman padi seluas 3.195,89 hektare itu, milik 4.307 petani dengan luas terbanyak di Kecamatan Baureno dan Kanor.

"Sisanya premi ditanggung Pemerintah melalui APBN," ucapnya.

Sesuai ketentuan, lanjut dia, tanaman padi petani yang masuk program AUTP apabila mengalami kerusakan akibat banjir di atas 75 persen memperoleh klaim asuransi dari PT Jasindo sebesar Rp6 juta/hektare.

Sesuai data, kata dia, tanaman padi di daerahnya yang masuk program AUTP pada 2017 seluas 6.003,12 hektare, dengan total premi asuransi sebesar Rp159.501.960. Tanaman padi itu lokasinya di sejumlah desa di Kecamatan Balen, Malo, Kota, Baureno dan Kanor.

Dari tanaman padi pada 2017 itu, lanjut dia, untuk tanaman padi yang masuk program AUTP sejak 15 Maret sampai 31 Agustus sudah panen semuanya.

Begitu pula, kata dia, dari tanaman padi yang masuk program AUTP seluas 3.195,89 hektare, sekarang ini sebagian sudah panen.

Hal itu dibenarkan seorang petani di Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Eky Nurhadi, yang menyatakan para petani di desanya yang tanaman padinya masuk program AUTP, sebagian sudah panen sejak sepekan terakhir.

Ia mencontohkan tanaman padi milik keluarganya yang luasnya 4 hektare sudah panen, sebagian dijual kepada pedagang lokal dengan harga Rp23 juta.

"Harga gabah sekarang bagus mencapai Rp4.300/kilogram gabah kering panen (KGP), padahal tahun lalu hanya berkisar Rp2.500-Rp3.000/kilogram GKP," ucapnya.

Sesuai data pada 2016 petani peserta AUTP ada di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Balen 180,01 hektare,

Padangan 187,28 hektare, Kapas 773,76 hektare, Kota 288,75 hektare, Kanor 275,79 hektare, Sumberejo 28.25 hektare, dan Trucuk 85,43 hektare.

Selain itu juga Kecamatan Sekar 352,25 hektare, Baureno 500,44 hektare, Temayang 69,00 hektare. "Petani peserta program AUTP pada 2017 meningkat dibandingkan pada 2016," ucapnya menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018