Oleh Destyan Handri Sujarwoko
Tulungagung (Antaranews Jatim) - Sejumlah rumah di Desa Depok, Kecamatan Trenggalek, Jawa Timur mengalami kerusakan berat sehingga tidak layak huni akibat pergerakan tanah yang berpotensi memicu longsor.
"Ada empat rumah yang terdampak, dengan rincian tiga rumah rusak berat dan satu (rumah) rusak sedang," kata Camat Bendungan Nurkholiq dikonfirmasi melalui telepon, Rabu.
Menurut penjelasan Kholiq, pergerakan tanah terjadi akibat guyuran hujan deras sejak Selasa (9/1) pagi hingga malam.
Warga di lokasi bencana merasakan pergerakan tanah yang memicu tembok dan tanah rumah mereka mengalami patahan sehingga mereka segera mengungsi ke daerah aman.
"Di Depok ini ada tiga rumah rusaknya sangat parah sehingga penghuni tidak berani menempati karena terjadi patahan-patahan pada dinding," kata Kholiq.
Sementara satu rumah lain di jajaran tiga rumah yang rusak berat, ditemukan patahan pada tanah juga sudah retak.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Saat ini masyarakat dibantu BPBD, TNI/Polri dan relawan melakukan perobohan pada tiga rumah yang rusak, setelah lebih dulu memindahkan harta-benda milik korban.
"Satu rumah di area yang terdampak (sedang) penghuninya masih bertahan. Tapi tidak tahu juga jika nanti mereka ikut mengungsi," kata Kholiq.
Kata Kholiq, potensi longsor di Desa Depok ini sebenarnya sudah muncul sejak setahun lalu.
Sempat terjadi longsor di beberapa titik, saat itu belasan keluarga bahkan harus diungsikan karena area retakan yang menyebar akibat hujan deras yang menguyur selama beberapa hari.
Warga kemudian kembali berani menempati rumah-rumah mereka setelah hampir sebulan setelah kejadian dan tak muncul tanda pergerakan tanah lanjutan.
Namun, ancaman longsor kembali muncul setelah hujan deras beberapa kali mengguyur kawasan ini sehingga terjadi tanda-tanda pergerakan tanah lanjutan pada Selasa (9/1) sore. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Tulungagung (Antaranews Jatim) - Sejumlah rumah di Desa Depok, Kecamatan Trenggalek, Jawa Timur mengalami kerusakan berat sehingga tidak layak huni akibat pergerakan tanah yang berpotensi memicu longsor.
"Ada empat rumah yang terdampak, dengan rincian tiga rumah rusak berat dan satu (rumah) rusak sedang," kata Camat Bendungan Nurkholiq dikonfirmasi melalui telepon, Rabu.
Menurut penjelasan Kholiq, pergerakan tanah terjadi akibat guyuran hujan deras sejak Selasa (9/1) pagi hingga malam.
Warga di lokasi bencana merasakan pergerakan tanah yang memicu tembok dan tanah rumah mereka mengalami patahan sehingga mereka segera mengungsi ke daerah aman.
"Di Depok ini ada tiga rumah rusaknya sangat parah sehingga penghuni tidak berani menempati karena terjadi patahan-patahan pada dinding," kata Kholiq.
Sementara satu rumah lain di jajaran tiga rumah yang rusak berat, ditemukan patahan pada tanah juga sudah retak.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Saat ini masyarakat dibantu BPBD, TNI/Polri dan relawan melakukan perobohan pada tiga rumah yang rusak, setelah lebih dulu memindahkan harta-benda milik korban.
"Satu rumah di area yang terdampak (sedang) penghuninya masih bertahan. Tapi tidak tahu juga jika nanti mereka ikut mengungsi," kata Kholiq.
Kata Kholiq, potensi longsor di Desa Depok ini sebenarnya sudah muncul sejak setahun lalu.
Sempat terjadi longsor di beberapa titik, saat itu belasan keluarga bahkan harus diungsikan karena area retakan yang menyebar akibat hujan deras yang menguyur selama beberapa hari.
Warga kemudian kembali berani menempati rumah-rumah mereka setelah hampir sebulan setelah kejadian dan tak muncul tanda pergerakan tanah lanjutan.
Namun, ancaman longsor kembali muncul setelah hujan deras beberapa kali mengguyur kawasan ini sehingga terjadi tanda-tanda pergerakan tanah lanjutan pada Selasa (9/1) sore. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018