Bojonegoro (Antara Jatim)- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, mendistribusikan 3.000 sak untuk dibagikan kepada Desa Kadungrejo, Pucangarum, Kecamatan Baureno dan Desa Temu, Kecamatan Kanor, untuk mengamankan tanggul, Minggu.
"Masing-masing desa memperoleh bantuan 1.000 sak. Bantuan sak untuk mengamankan tanggul agar air luapan Bengawan Solo tidak meluber ke persawahan dan pemukiman warga," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Minggu.
Lebih lanjut ia menjelaskan di Desa Temu, Kecamatan Kanor, tanggul Kali Ingas yang memperoleh luapan air Bengawan Solo mulai mengancam persawahan yang terdapat tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor.
Oleh karena itu warga di desa setempat meninggikan tanggul Kali Ingas dengan memasang sak yang diisi tanah sepanjang lebih dari 1 kilometer. Dengan adanya peninggian tanggul itu maka air Kali Ingas tidak meluber ke persawahan di desa setempat.
"Saat ini kerja bakti meninggikan tanggul Kali Ingas masih berlangsung," ucapnya dibenarkan Kepala Desa Temu, Kecamatan Kanor, Sentot Pranoto.
Selain itu, bantuan masing-masing 1.000 sak untuk Desa Kadungrejo, juga Puncangarum, Kecamatan Baureno, dimanfaatkan untuk menahan agar air luapan Bengawan Solo agar tidak meluber ke persawahan melalui anak sungai Kali Ingas.
Di Desa Kadungrejo, ada anak sungai yang pernah dibendung warga, tetapi jebol tidak mampu menahan luapan air Bengawean Solo yang masuk melalui Kali Ingas, sehingga meluber persawahan di sejumlah desa di Kecamatan Baureno.
"Kemungkinan air luapan banjir tidak merendam tanaman padi sebab sekarang ini ada kecenderungan air Bengawan Solo surut," ucapnya.
Menurut dia, tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, sebagian besar sudah berbuah dengan perhitungan panen rata-rata sekitar 20 hari lagi.
Oleh karena itu, lanjut dia, warga berusaha mengamankan tanaman padinya agar bisa selamat dari banjir sehingga tidak gagal panen.
Ditanya parapet di Desa Kabalan, Kecamatan Kanor, sepanjang 3 meter yang terbuka, lanjut dia, sudah ditangani Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, dengan memasang sak yang diisi pasir."Untuk mengamankan parapet yang terbuka membutuhkan pasir 7 meter kubik," ucapnya.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan di taman Bengawan Solo (TBS) turun menjadi 13,85 meter Minggu pukul 09.00 WIB.
Selain itu, ketinggian air di hulu, Ngawi, juga di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, juga berangsur-angsur surut di bawah siaga banjir.
"Satu jam sebelumnya ketinggian air Bengawan Solo di TBS masih bertahan 13,88 meter," ucap Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Masing-masing desa memperoleh bantuan 1.000 sak. Bantuan sak untuk mengamankan tanggul agar air luapan Bengawan Solo tidak meluber ke persawahan dan pemukiman warga," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Minggu.
Lebih lanjut ia menjelaskan di Desa Temu, Kecamatan Kanor, tanggul Kali Ingas yang memperoleh luapan air Bengawan Solo mulai mengancam persawahan yang terdapat tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor.
Oleh karena itu warga di desa setempat meninggikan tanggul Kali Ingas dengan memasang sak yang diisi tanah sepanjang lebih dari 1 kilometer. Dengan adanya peninggian tanggul itu maka air Kali Ingas tidak meluber ke persawahan di desa setempat.
"Saat ini kerja bakti meninggikan tanggul Kali Ingas masih berlangsung," ucapnya dibenarkan Kepala Desa Temu, Kecamatan Kanor, Sentot Pranoto.
Selain itu, bantuan masing-masing 1.000 sak untuk Desa Kadungrejo, juga Puncangarum, Kecamatan Baureno, dimanfaatkan untuk menahan agar air luapan Bengawan Solo agar tidak meluber ke persawahan melalui anak sungai Kali Ingas.
Di Desa Kadungrejo, ada anak sungai yang pernah dibendung warga, tetapi jebol tidak mampu menahan luapan air Bengawean Solo yang masuk melalui Kali Ingas, sehingga meluber persawahan di sejumlah desa di Kecamatan Baureno.
"Kemungkinan air luapan banjir tidak merendam tanaman padi sebab sekarang ini ada kecenderungan air Bengawan Solo surut," ucapnya.
Menurut dia, tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, sebagian besar sudah berbuah dengan perhitungan panen rata-rata sekitar 20 hari lagi.
Oleh karena itu, lanjut dia, warga berusaha mengamankan tanaman padinya agar bisa selamat dari banjir sehingga tidak gagal panen.
Ditanya parapet di Desa Kabalan, Kecamatan Kanor, sepanjang 3 meter yang terbuka, lanjut dia, sudah ditangani Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, dengan memasang sak yang diisi pasir."Untuk mengamankan parapet yang terbuka membutuhkan pasir 7 meter kubik," ucapnya.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan di taman Bengawan Solo (TBS) turun menjadi 13,85 meter Minggu pukul 09.00 WIB.
Selain itu, ketinggian air di hulu, Ngawi, juga di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, juga berangsur-angsur surut di bawah siaga banjir.
"Satu jam sebelumnya ketinggian air Bengawan Solo di TBS masih bertahan 13,88 meter," ucap Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Indro. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018