Sumenep (Antaranews-Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Jawa Timur, mencatat inflasi pada Desember 2017 di kabupaten tersebut sebesar 0,43 persen.

"Angka inflasi tersebut sama dengan di Kediri dan terendah dibanding enam daerah lainnya di Jawa Timur," kata Kepala BPS Sumenep, Syaiful Rahman di Sumenep, Jumat.

Data di BPS Sumenep menyebutkan tujuh daerah lainnya di Jawa Timur yang menjadi objek survei indeks harga konsumen (IHK) juga mengalami inflasi pada Desember 2017.

Surabaya mengalami inflasi sebesar 0,85 persen; Probolinggo 0,69 persen; Jember 0,66 persen; Banyuwangi 0,60 persen; Malang 0,49 persen; Madiun 0,47 persen; dan Kediri 0,43 persen.

Syaiful menjelaskan, empat kelompok pengeluaran di Sumenep pada Desember 2017 mengalami inflasi, dua kelompok deflasi, dan satu kelompok stabil.

Empat kelompok pengeluaran yang inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 2,14 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,05 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,04 persen; dan kelompok kesehatan 0,04 persen.

Sementara dua kelompok yang deflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,72 persen; dan kelompok sandang 0,02 persen.

"Kelompok pengeluaran yang stabil atau tidak mengalami perubahan adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga," kata Syaiful, menerangkan.

Komoditas yang memberikan andil besar terjadinya inflasi di Sumenep pada Desember 2017, di antaranya beras, telur, ayam ras, daging sapi, cabai merah, dan daging ayam ras.

Sementara komoditas yang memberikan andil besar deflasi, di antaranya tarif pulsa telepon genggam, tongkol pindang, kelapa, minyak goreng, dan lada. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018