Surabaya (Antara Jatim) - Dewan Penasehat DPP Gerakan Satu Indonesia Bambang Prasetya menyebutkan tidak alasan untuk menggusur nama La Nyalla Mattalitti dari bursa Calon Gubernur Jatim.

Sebab, kata Bambang, dalam keterangan persnya yang diterima di Surabaya, Selasa mengakui, elektabilitas La Nyalla sudah teruji dan terbukti dari sejumlah lembaga survei independen memperlihatkan kalau tingkat keterpilihan La Nyalla dalam pesta demokrasi di Jatim tahun depan sangat mumpuni.

Ia mebgatakan, enam dari tujuh lembaga surveu (IDM, Vox Populi, LKPI, LJSI, INES dan PMP-SIKOM) menyatakan tingkat elektabilitas La Nyalla paling tertinggi dari nama lain seperti Syaifullah Yusuf, Khofifah Indar Parawangsa, Tri Rismaharini, hanya satu lembaga survey LSMI  menempatkan La Nyalla di nomor 2.

Hasil survey itu, membuat masyarakat Jatim sangat antusias saat mendengar wacana Poros Jatim Emas gagasan Gerindra , PAN, PKS. Namun wacana ini mulai menghilang.

Spekulasi poros tersebut, kata dia, disebut-sebut mengusung Cagub Jatim lain, di luar kandidat, Syaifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawangsa. Cagub lain itu mengerucut pada satu nama, La Nyalla Mahmud Mattalitti.

"Saya tiba-tiba terkejut, ketika mencuat pemberitaan Gerindra memunculkan nama Moreno Soeprapto sebagi Cagub jatim menggantikan La Nyalla, padahal jam terbang dan daya tahan Moreno bukan tandingan La Nyalla, dari aspek manapun," katanya.

Menurutnya, melihat kenyataan ini, wajar bila masyarakat bertanya, “Mengapa La Nyalla digusur?”

"Padahal, tidak ada satu alasan apa pun yang masuk akal untuk menggusur La Nyalla dari peta pertarungan Jatim,” ujar Bambang.

Dia menilai, gonjang-ganjing Cagub dari partai Gerindra ini tanpa disadari justru menguntungkan La Nyalla, sebab namanya makin berikbar membuat “La Nyalla semakin menyala”.

“Semua itu membuktikan La Nyalla sudah teruji, dia mampu hidup dalam tekanan berat, dan ini ciri pemimpin sejati untuk jatim dan sudah terbukti sanggup hidup dalam tekanan sangat berat,” kata Bambang.

Simpang siur ini  membuat masyarakat mulai meragukan komitmen ketiga Parpol tersebut dengan Poros Jatim Emas untuk mempersembahkan calon terbaik bagi warga Jatim.

“Dampak buruk dari ke tiga Parpol tersebut, terutama Gerindra membuat kepercayaan publik hilang, dan sudah pasti akan mempengaruh suara mereka di Pileg dan Pilpres Jatim 2019,” kata Bambang memperingatkan.

Menurut Bambang, masyarakat zaman sekadar menyadari, Jatim membutuhkan sosok pemimpin visioner, profesional, pekerja sosial, berani membela kebenaran tanpa takut mati serta mengerti seluk beluk jatim mulai dari lubang semut sampai koneksi internasional.

Dari kacamata Bambang, Jatim membutuhkan sosok pemimpin ikhlas mewakafkan diri untuk Jatim, semua syarat itu hanya ada pada La Nyalla. 

"Bahkan, Cuma La Nyalla sanggup berikrar mengucapkan wakaf untuk Jatim, mungkin bukan cuma di jatim tetapi juga di negeri ini. Melihat kenyataan ini, masih sanggupkah mengabaikan La Nyalla?

"Masyarakat masih berharap, Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra, Zullkifli Hasan sebagai Ketua umum PAN dan Mohamad Sohibul Iman sebagai Presiden PKS, memiliki jiwa politisi sejati serta jernih hati serta pikir menyikapi suara akar rumput," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017