Madiun (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Jawa Timur menangani sebanyak enam kasus bencana banjir di wilayahnya yang terjadi selama bulan Januari hingga pertengahan tahun 2017. 
     
"Dari jumlah enam kasus banjir tersebut, terbanyak terjadi di wilayah aliran anak sungai Bengawan Madiun. Yakni di Kecamatan Wungu dan Madiun," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Edy Harianto di Madiun, Senin. 
     
Pihaknya merinci, enam bencana banjir tersebut terjadi di Kecamatan Wungu sebanyak dua kejadian, Kecamatan Madiun dua kejadian, Kecamatan Geger satu kejadian, dan Jiwan satu kejadian.
     
Menurut Edi, jumlah kejadian banjir tersebut diprediksi menurun dari dua tahun sebelumnya yang tercatat tahun 2015 sebanyak 17 kasus dan tahun 2016 sebanyak 14 kasus. 
     
"Tahun 2015 dan 2016 curah hujan sangat tinggi, bahkan hampir sepanjang tahun terjadi hujan, makanya potensi banjir besar. Untuk tahun 2017 ini ada musim kemarau, sehingga banjir lebih sedikit tapi tetap diwaspadai saat musim hujan," kata dia.
     
Ia menjelaskan, dari kejadian bencana banjir tahun 2015 dan 2016, terbanyak terjadi di wilayah Desa Tempursari, Kecamatan Wungu. Dimana selama tahun 2015 terjadi empat kali banjir dan 2016 sebanyak enam kali banjir di wilayah tersebut.
     
"Sisanya menyebar di sejumlah wilayah lain yang dialiri anak sungai Bengawan Madiun yang meluap saat curah hujan tinggi dari lereng Gunung Wilis. Air itu antre untuk masuk ke Sungai Bengawan Madiun," jelasya.
     
Di antaranya di wilayah Kebonsari, Dagangan, Geger, Saradan, Pilangkenceng, Wonoasri, Balerejo, Jiwan, dan Madiun. 
     
Guna meminimalisir dampak dan korban yang ditimbulkan dari bencana banjir, pihak BPBD aktif melakukan sosilaisasi tentang tanggap darurat saat curah hujan tinggi.
     
Selain itu, pihaknya juga meminta warga untuk memperhatikan alat deteksi bencana banjir dini atau "Early Warning System" (EWS) yang telah dipasang di sejumlah titik sungai yang rawan meluap saat curah hujan tinggi.
     
"Warga yang tinggal di lokasi pinggiran sungai tersebut diminta selalu waspada jika hujan deras turun selama beberapa jam karena air akan meluap ke permukiman," kata dia.
     
Pihaknya juga menyiagakan tim reaksi cepat (TRC) yang siaga selama 24 jam guna mengantisipasi dan memantau kemungkinan terjadinya bencana. Selain banjir, warga Kabupaten Madiun di lereng Gunung Wilis juga diminta mewaspadai bencana tanah longsor yang rawan terjadi. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017