Blitar (Antara Jatim) - Keluarga memakamkan Eko Suseno (41), warga Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, di makam desa kabupaten setempat, setelah ia meninggal dunia akibat terseret arus dalam musibah banjir di Kabapaten Pacitan.
Atik, yang merupakan adik korban mengemukakan kakaknya, Eko memang membantu usaha mebel adiknya di Kabupaten Pacitan. Saat terjadi banjir pada Selasa (28/11), kakaknya ikut membantu mengevakausi warga yang terjebak banjir.
"Air semakin tinggi, sementara anak saya belum tertolong. Mas Eko memutuskan untuk menjemput saya dan anak-anak, tapi waktu itu ada yang hendak menyeberang dan Masa Eko membantunya, tapi ada arus deras dan jatuh," kata Atik pada wartawan ditemui di rumah duka, Kelurahan Bajang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jumat.
Ia mengatakan, kakaknya membantu mengevakuasi warga dari kepungan banjir sejak pukul 02.00 WIB hingga pagi hari. Warga yang dibantu adalah daerah Sinorboyo, Kabupaten Pacitan. Sejumlah warga sudah berhasil dievakuasi, tapi kakak serta dua orang temannya menjadi korban banjir.
Keluarga, kata dia, sangat panik mengetahui informasi jika kakaknya terseret arus. Keluarga meminta bantuan tim untuk melakukan pencarian. Proses pencarian kakaknya sempat dihentikan setelah ada informasi bahwa tubuh kakaknya sudah ditemukan. Namun, karena tubuh kakaknya belum ditemukan, akhirnya pencarian diteruskan dan tubuhnya baru ditemukan dua hari setelahnya.
Atik mengungkapkan, kakaknya menjadi korban dengan dua temannya, yaitu Tohir dan Amrin. Saat itu, Tohir berhasil diselamatkan petugas BPBD, namun Amrin dan Eko belum ditemukan. Keduanya baru ditemukan pada Kamis (30/11) dalam keadaan meninggal dunia, bergandengan tangan.
Jenazah Eko dibawa ke rumah duka, di Kabupaten Blitar. Keluarga sangat terpukul dengan meninggalnya korban. Tangis haru menyambut jenazah saat tiba di rumah duka. Keluarga juga sangat sedih saat tubuh korban akan dibawa ke tempat pemakaman.
Orangtua serta kerabat lainnya tidak kuasa menahan tangis saat melepas kepergian jenazah. Namun, mereka tidak dapat berbuat banyak dan hanya mendoakan almarhum tersebut. KOrban dimakamkan di tempat pemakaman umum desa ia dilahirkan.
Proses pemberangkatan jenazah dilakukan oleh keluarga serta para tetangga. Mereka membawa jenazah dengan diangkut mobil menuju tempat pemakaman. Proses pemakaman juga berlangsung dengan singkat dan setelah doa selesai, keluarga meninggalkan makam.
Musibah banjir dan tanah longsor terjadi di Kabupaten Pacitan, mengakibatkan sejumlah daerah di kabupaten itu terendam banjir. Bahkan 11 orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana alam tersebut.
Musibah itu dampak dari siklon tropis cempaka. Sebagai dampak dari siklon tropis cempaka terjadi cuaca ekstrem seperti hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi di Jawa dan Bali.
Selain di Kabuapaten Pacitan, cuaca ekstrem telah menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung di 21 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali. Data yang dihimpun Posko BNPB, bencana tersebut terjadi Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Serang, Sukabumi, Purworejo, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017