Malang (Antara Jatim) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan pertumbuhan industri makanan dan minuman di Tanah Air cukup menggembirakan, yakni konsisten di angka sembilan persen per tahun, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.
"Industri makanan dan minuman ini juga konsisten terhadap pertumbuhan perekonomian. Oleh karena itu, kami terus mendorong perkembangan dan pertumbuhannya karena kontribusinya terhadap pemasukan negara mencapai 30 persen," ujar Airlangga Hartarto di sela kunjungannya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Saat ini dan ke depan, katanya, potensi untuk mengembangkan industri makanan dan minuman sangat terbuka lebar karena industri ini tidak dikuasai satu atau dua perusahaan besar, tetapi terfragmentasi denga banyak industri. Industri ini juga dengan mudah memasarkan produknya melalui media jejaring sosial.
Ia mengatakan industri tersebut bisa berlevel desa atau kota, provinsi, regional, nasional maupun skala nasional, termasuk industri perumahan yang dikenal dengan platform digital. "Pemerintah akan terus mendorong industri makanan dan minuman ini, termasuk pemasarannya," ujarnya.
Hanya saja, lanjutnya, sebelum diperjualbelikan secara bebas, pemerintah juga akan mengecek keamanan dan pengamanan makanan dan minuman tesrebut. "Seluruh jeni makanan dan minuman harus terstandar, baik dari segi kesehatan maupun kualitas produknya," katanya.
Pemerintah, lanjutnya memiliki standar sendiri terkait layak tidaknya produk tersebut beredar. "Standar dan ketentuan ini tentu saja mengacu pada perundang-undangan yang berlaku," ucapnya.
Menyinggung dalam upaya menghadapi revolusi industri keempat, katanya, Indonesia dalam proporsi ekonominya dapat dikategorikan sebagai negara industri, karena sektor industri Indonesia adalah penyumbang terbesar bagi perekonomian, yakni lebih dari 20 ekonomi Indonesia berasal dari sektor Industri.
"Dengan kontribusi tersebut, Indonesia telah masuk dalam 10 besar dunia, sejajar dengan Brazil dan Inggris serta lebih besar dari Rusia. Bahkan, bila kita mengacu kepada persentase saja, Indonesia berada di atas Amerika," ucapnya.
Sementara itu dalam paparannya di hadapan 1.406 wisudawan dan wisudawati UMM tersebut,Airlangga mengatakan UMM memiliki modal penting untuk memasuki revolusi industri keempat. Revolusi ini ditandai dengan fenomena, dimana internet menjadi bagian integral dari proses industri.
"UMM sudah punya modal, apalagi Tim Robot UMM telah sukses di bidang robotika setelah menjuarai kontes robot internasional di Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC) di Amerika Serikat," tuturnya.
Dalam gelaran wisuda ini juga dilakukan penandatangan memorandum of understanding (MoU) antara UMM dengan Mate-Care Co., Ltd., asosiasi rumah sakit yang berpusat di Jepang. Melalui MoU ini, Mate-Care akan memberdayakan lulusan keperawatan UMM di rumah sakit lansia di Jepang.
Selain itu, juga dilakukan penyerahan sertifikasi akreditasi dari Kepala Badan Sertifikasi Nasional Prof Dr Ir Bambang Prasetya MSc serta Koordinator Kopertis Wilayah VII Prof Dr Ir Suprapto DEA.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Industri makanan dan minuman ini juga konsisten terhadap pertumbuhan perekonomian. Oleh karena itu, kami terus mendorong perkembangan dan pertumbuhannya karena kontribusinya terhadap pemasukan negara mencapai 30 persen," ujar Airlangga Hartarto di sela kunjungannya di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Saat ini dan ke depan, katanya, potensi untuk mengembangkan industri makanan dan minuman sangat terbuka lebar karena industri ini tidak dikuasai satu atau dua perusahaan besar, tetapi terfragmentasi denga banyak industri. Industri ini juga dengan mudah memasarkan produknya melalui media jejaring sosial.
Ia mengatakan industri tersebut bisa berlevel desa atau kota, provinsi, regional, nasional maupun skala nasional, termasuk industri perumahan yang dikenal dengan platform digital. "Pemerintah akan terus mendorong industri makanan dan minuman ini, termasuk pemasarannya," ujarnya.
Hanya saja, lanjutnya, sebelum diperjualbelikan secara bebas, pemerintah juga akan mengecek keamanan dan pengamanan makanan dan minuman tesrebut. "Seluruh jeni makanan dan minuman harus terstandar, baik dari segi kesehatan maupun kualitas produknya," katanya.
Pemerintah, lanjutnya memiliki standar sendiri terkait layak tidaknya produk tersebut beredar. "Standar dan ketentuan ini tentu saja mengacu pada perundang-undangan yang berlaku," ucapnya.
Menyinggung dalam upaya menghadapi revolusi industri keempat, katanya, Indonesia dalam proporsi ekonominya dapat dikategorikan sebagai negara industri, karena sektor industri Indonesia adalah penyumbang terbesar bagi perekonomian, yakni lebih dari 20 ekonomi Indonesia berasal dari sektor Industri.
"Dengan kontribusi tersebut, Indonesia telah masuk dalam 10 besar dunia, sejajar dengan Brazil dan Inggris serta lebih besar dari Rusia. Bahkan, bila kita mengacu kepada persentase saja, Indonesia berada di atas Amerika," ucapnya.
Sementara itu dalam paparannya di hadapan 1.406 wisudawan dan wisudawati UMM tersebut,Airlangga mengatakan UMM memiliki modal penting untuk memasuki revolusi industri keempat. Revolusi ini ditandai dengan fenomena, dimana internet menjadi bagian integral dari proses industri.
"UMM sudah punya modal, apalagi Tim Robot UMM telah sukses di bidang robotika setelah menjuarai kontes robot internasional di Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest (TCFFHRC) di Amerika Serikat," tuturnya.
Dalam gelaran wisuda ini juga dilakukan penandatangan memorandum of understanding (MoU) antara UMM dengan Mate-Care Co., Ltd., asosiasi rumah sakit yang berpusat di Jepang. Melalui MoU ini, Mate-Care akan memberdayakan lulusan keperawatan UMM di rumah sakit lansia di Jepang.
Selain itu, juga dilakukan penyerahan sertifikasi akreditasi dari Kepala Badan Sertifikasi Nasional Prof Dr Ir Bambang Prasetya MSc serta Koordinator Kopertis Wilayah VII Prof Dr Ir Suprapto DEA.(*)
Video Oleh Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017