Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta pihak sekolah rutin memeriksa telepon seluler (ponsel) yang dibawa siswa berkaitan dengan adanya konten porno yang muncul di aplikasi WhatsApp yang bisa disaksikan oleh siapapun.
"Kami rutin melakukan kontrol bersama Kominfo dan Satpol PP Kota Surabaya terhadap konten-konten itu," kata Risma usai membuka Pameran Pendidikan Widya Wahana 2017 di Surabaya, Selasa.
Selain di lingkungan sekolah, kontrol terhadap konten-konten berbau pornografi, menurut Risma, harus dilakukan secara keseluruhan dan diantisipasi secara bersama. "Karena anak-anak itu masih mengikuti anjuran saya, yaitu tidak membawa handphone di sekolah," ujarnya.
Risma menegaskan, hal itu dilakukan lantaran pihaknya tidak ingin para generasi penerus bangsa menjadi hancur, terutama terhadap perkembangan seorang anak.
"Saya ngomong gini bukan wah atau 'melip', tapi coba bayangin seorang anak masa depannya menjadi hancur gara-gara konten itu," kata Risma.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan juga menegaskan bahwa sekolah sudah rutin melakukan kontrol terhadap konten-konten yang ada di ponsel anak-anak. "Kami memang rutin melihat dan mengecek setiap handphone yang dibawa anak. Waktu minggu lalu turun itu sama sekali tidak ada temuan," katanya.
Ikhsan melanjutkan beberapa siswa sudah sepakat dengan orang tua dan sekolah untuk tidak membawa handphone selama sekolah berlangsung.
"Justru sekarang ini penguatan bagaimana anak-anak bisa tahu mana yang bisa dilakukan dan tidak. Mana yang baik dan tidak. Nah, itu sekarang yang kami kembangkan bersama guru-guru kita bersama sekolah. Dan orang tua kami minta memberikan pengarahan. Jangan sampai orang tua kalah canggih dengan anaknya," tuturnya.
Ikhsan mengungkapkan, memang saat ini Pemkot Surabaya tengah mengembangkan pembelajaran digital (digital learning) bagi para siswa. Dengan tujuan agar siswa siap menghadapi Ujian-ujian sekolah berbasis daring. Seperti Ujian Sekolah (US), Ujian Tengah Semester (UTS), sampai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kami rutin melakukan kontrol bersama Kominfo dan Satpol PP Kota Surabaya terhadap konten-konten itu," kata Risma usai membuka Pameran Pendidikan Widya Wahana 2017 di Surabaya, Selasa.
Selain di lingkungan sekolah, kontrol terhadap konten-konten berbau pornografi, menurut Risma, harus dilakukan secara keseluruhan dan diantisipasi secara bersama. "Karena anak-anak itu masih mengikuti anjuran saya, yaitu tidak membawa handphone di sekolah," ujarnya.
Risma menegaskan, hal itu dilakukan lantaran pihaknya tidak ingin para generasi penerus bangsa menjadi hancur, terutama terhadap perkembangan seorang anak.
"Saya ngomong gini bukan wah atau 'melip', tapi coba bayangin seorang anak masa depannya menjadi hancur gara-gara konten itu," kata Risma.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan juga menegaskan bahwa sekolah sudah rutin melakukan kontrol terhadap konten-konten yang ada di ponsel anak-anak. "Kami memang rutin melihat dan mengecek setiap handphone yang dibawa anak. Waktu minggu lalu turun itu sama sekali tidak ada temuan," katanya.
Ikhsan melanjutkan beberapa siswa sudah sepakat dengan orang tua dan sekolah untuk tidak membawa handphone selama sekolah berlangsung.
"Justru sekarang ini penguatan bagaimana anak-anak bisa tahu mana yang bisa dilakukan dan tidak. Mana yang baik dan tidak. Nah, itu sekarang yang kami kembangkan bersama guru-guru kita bersama sekolah. Dan orang tua kami minta memberikan pengarahan. Jangan sampai orang tua kalah canggih dengan anaknya," tuturnya.
Ikhsan mengungkapkan, memang saat ini Pemkot Surabaya tengah mengembangkan pembelajaran digital (digital learning) bagi para siswa. Dengan tujuan agar siswa siap menghadapi Ujian-ujian sekolah berbasis daring. Seperti Ujian Sekolah (US), Ujian Tengah Semester (UTS), sampai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017