Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro, Jawa Timur, mencatat jumlah pengangguran di daerahnya mencapai 23.320 tenaga kerja meningkat dibandingkan setahun sebelumnya dengan jumlah 20.238 tenaga kerja.

Kasi Informasi Pasar Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker Bojonegoro Sugi Hartono, di Bojonegoro, Selasa, mengatakan meningkatnya jumlah pengangguran itu, disebabkan berbagai hal antara lain, selesainya proyek minyak Blok Cepu sejak akhir 2016. Selain itu juga adanya lulusan baru dari berbagai jenjang pendidikan yang belum memperoleh pekerjaan.

"Tetapi jumlah pertambahan pengangguran terbanyak karena selesainya proyek minyak Blok Cepu. Ada  ribuan tenaga kerja yang harus berhenti bekerja,"kata dia menegaskan.

Meski demikian, menurut dia, tenaga kerja proyek minyak Blok Cepu yang terkena PHK, sebagian sudah ada yang langsung bekerja di proyek migas di berbagai daerah di Tanah Air.

"Sebagian langsung bekerja sebab tenaga kerja di proyek Blok Cepu bersertifikasi berbagai bidang pekerjaan," ucapnya menambahkan.

Lebih lanjut ia menjelaskan jumlah pengangguran di daerahnya itu diperoleh dari pendataan yang dilakukan melalui pihak kecamatan (28 kecamatan).

Sesuai data yang ada pengangguran di 28 kecamatan itu mulai dengan tingkat pendidikan mulai lulusan SD, sampai S1, bahkan ada juga yang lulusan S2. Sebanyak 23. 320 tenaga kerja itu, rinciannya untuk laki-laki 12.834 tenaga kerja dan perempuan 10.486 tenaga kerja.

"Kalau dokter yang menganggur sepertinya tidak ada," ucapnya menambahkan.

Ia optimistis jumlah pengangguran di daerahnya tahun ini akan banyak berkurang dengan dimulainya pekerjaan proyek pengembangan lapangan gas Jambaran-Tiung Biru (JTB).

Sebab, lanjut dia, proyek pengembangan lapangan gas JTB yang dikelola Pertamina EP Cepu (PEPC) akan membutuhkan sekitar 6.000 tenaga kerja.

"Kami siap memproses rekrutmen tenaga kerja yang dipekerjakan di proyek pengembangan lapangan gas JTB, tetapi dalam pelaksanaannya akan dibentuk tim dengan melibatkan berbagai pihak," kata Kepala Bidang Pengembangan dan Penempatan Tenaga Kerja Disperinaker  Joko Santoso menambahkan.

Menurut dia, juga Kepala Disperinaker Bojonegoro Agus Supriyanto proses rekrutmen tenaga kerja proyek pengembangan lapangan gas JTB harus mengutamakan tenaga kerja lokal.

"Kalau tenaga kerja yang dibutuhkan tidak ada di daerah kami maka baru bisa mendatangkan tenaga kerja dari luar," ucap Agus menegaskan.

Menteri ESDM Ignasius Jonan beberapa waktu lalu telah meletakkan batu pertama pekerjaaan proyek pengembangan lapangan gas JTB yang diperkirakan akan melibatkan sekitar 6.000 tenaga kerja dengan waktu pekerjaan berkisar 3,5-4 tahun. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017