Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menilai adanya program sensor mandiri oleh Lembaga Sensor Film (LSF) secara langsung memicu kepedulian masyarakat terkait kelaikan sebuah tayangan, sehingga mereka ikut memantau film atau program sesuai usia atau peruntukan tayangan tersebut.

"Sensor mandiri ini dapat memicu kepedulian masyarakat terkait peruntukan usia, sehingga orangtua dapat membimbing dan mengarahkan anaknya tentang film atau tayangan yang akan dilihat," kata Asisten Bagian Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Kediri Enny Endarjati dalam kegiatan forum koordinasi dan kerjasama bidang penyensoran dengan pemangku kepentingan di Provinsi Jawa Timur, yang diselenggarakan di sebuah hotel, Kota Kediri, Jatim, Selasa.

Ia mengatakan, tayangan audio visual ataupun film mempunyai dampak yang cukup besar pada perilaku masyarakat terutama anaka-anak dan remaja. Saat ini, mereka tidak hanya bisa menonton tayangan di televisi atuapun bioskop, melainkan bisa menonton tayangan yang mereka sukai di telepon seluler mereka ataupun layar komputer.

"Banyak anak, remaja, dan generasi muda menghabiskan waktunya baik di depan televisi ataupun layar telepon seluler, tanpa memerhatikan waktu baik siang atau malam. Bahkan, mereka cenderung menirukan apa yang ada di televisi, telepon seluler, sehingga pesan orangtua dan guru sekarang bersaing dengan bayangan di televisi, telepon seluler," katanya menjelaskan.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika program ataupun konten di dalam jaringan atapun media sosial juga terdapat hal yang negatif akan berpengaruh negatif pada perkembanga mereka. Terlebih lagi, perkembangan teknologi saat ini sangat pesat, sehingga siapapun kini bisa buat film sendiri.

Namun, ia menyebut pemerintah kota juga memberikan media atau tempat untuk mengasah kreativitas mereka, salah satunya menggelar festival film pendek. Dengan itu, minat dan kreativitas para pemuda bisa tersalurkan dalam hal yang positif, sehingga tidak terjadi kasus.

Ia mengakui, LSF sebagai penyaring terakhir atas karya film sebelum dipertunjukkan juga tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus ada sinergisitas. Dengan itu, ia optimistis budaya sensor mandiri akan terwujud.

"Kami yakin budaya sensor mandiri akan terwujud jika setiap orang memahami perannya dalam melindungi generasi bangsa dari pengaruh negatif film dan bijak dalam menonton film. Memilih serta menentukan kelayakan sebuah tontotan," katanya berharap.

Ia juga memberikan apresiasi masukan dari LSF terkait tentang tayangan yang juga mempunyai cerita lokal. Kediri terkenal dengan cerita Panji. Berbagai kegiatan yang terkait dengan cerita Panji juga telah diselenggarakan misalnya pagelaran tari topeng Panji ataupun kegiatan rutin di Goa Selomangleng, Kediri.

Bahkan, Pemkot Kediri juga telah diundang pemerintah Australia untuk mementaskan sejumlah tarian, salah satunya tari ketek ogleng, dimana tari itu masih bernuansa cerita Panji yaitu cerita tentang Ande-ande lumut. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017