Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan Tokoh Teladan Inspiratif 2017 atas kerja keras dan dedikasinya pada bangsa dari Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny, Surabaya.
Penghargaan, diserahkan Rektor IAI Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim dalam Rapat Terbuka Senat Institut Agama Islam Al Khoziny pada saat wisuda sarjana dan pascasarjana Institut Agama Islam Al-Khoziny, Senin.
"Penghargaan ini mendorong saya untuk semakin fokus dalam memberikan layanan dan sapaan kepada masyarakat," kata Khofifah menanggapi pemberiaan penghargaan itu di Surabaya.
Ia mengatakan, sebagai pejabat publik dan pembantu presiden akan terus berupaya menjalankan tugas dengan maksimal, dengan menguatkan jejaring, serta mencari terobosan layanan termasuk inovasi teknologi bantuan sosial nontunai bersama Himpunan bank negara (Himbara).
Khofifah mengaku akan terus mempelajari sukses dari berbagai negara pelaksana program perlindungan sosial, tujuannya supaya layanan kepada masyarakat makin hari semakin membaik, transparan dan akuntabel.
"Saya juga mengajak tim internal di Kementerian Sosial bekerja keras dengan berbagai indikator ketepatan, yaitu tepat waktu, sasaran, administratif, jumlah dan tepat kualitas. Saya juga mendorong maksimalisasi jejaring seiring dengan pentingnya membangun publik-private partnership," katanya.
Sementara itu, saat berbicara dihadapan wisudawan dan wisudawati sarjana dan pascasarjana IAI Al Khoziny, Khofifah mengatakan zaman saat ini mengalami percepatan perubahan yang luar biasa, sehingga membutuhkan antisipasi cepat, cerdas dan tepat.
"Anak-anak muda yang baru diwisuda harus siap menghadapinya agar tidak tertinggal.
Ibaratnya orang berlari, harus tambah kecepatan untuk merespon perubahan. Semula lari secara alami dengan kaki, dipercepat dengan sepatu roda, dan dipercepat lari secara teknologi informasi dan komunikasi terutama gawai," katanya.
Oleh karena itu, Khofifah meminta agar para anak muda khususnya para wisudawan untuk segera beradaptasi dengan berbagai perubahan, dan menentukan pilihan dan sikap.
"Ada dua sikap yang bisa saudara pilih, pertama siap berkompetisi di dunia yang semakin tanpa batas (borderless) dengan melakukan sesuatu yang 'out of the box' serta maksimalkan seluruh ide kreatif dan penuh inovasi," katanya.
Yang kedua, kata dia, hidup dengan apa adanya dan merasa sudah cukup serta tidak tergerak untuk merespon dan tidak tergerak untuk berkompetisi.
"Sekali lagi respon terhadap perubahan informasi dan teknologi ini penting segera dikaji, ditelaah dan segera mengambil keputusan. Kami di Kementerian Sosial melakukannya," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017