Bojonegoro (Antara Jatim)  - Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto memberikan penghargaan kepada sejumlah warga di dalam kegiatan "Grebeg Berkah Jonegaran" yang menjadi acara puncak memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-340 kabupaten, Kamis.

"Seperti Gus Huda (K.H. Alamul Huda) layak memperoleh penghargaan, karena mampu menjaga kerukunan umat beragama di Bojonegoro," kata dia menegaskan.

Oleh karena itu, lanjut dia, Gus Huda yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di daerah setempat layak memperoleh penghargaan atas pengabdiannya selama ini.

Begitu pula Kapolres AKBP Wahyu S. Bintoro juga memperoleh penghargaan karena mampu menjaga kerukunan dari perguruan pencak silat.

"Sebelum ini antaranggota perguruan pencak silat selalu terjadi perkelahian bahkan dalam aksi tawuran mengakibatkan ada anggota perguruan pencak silat yang mati," ujarnya.

Namun, menurut dia,  AKPB Wahyu S. Bintoro mampu menjaga menjaga kerukunan anggota pencak silat dengan menjadikan Bojonegoro sebagai kampung pesilat.

Ia juga menyebut dr. Soraya yang pernah menjadi dokter di daerahnya juga memiliki pengabdian tanpa pamrih, karena tidak menarik ongkos kepada masyarakat yang miskin. Lainnya yang juga memperoleh penghargaan yaitu Ali Fatikin seorang guru yang sudah pensiun, tetapi tetap masih mengajar.

"Dalam sejarah Nganjuk dulu juga masuk Bojonegoro ketika masih bernama Rajekwesi," Kata Bupati Bojonegoro Suyoto dalam acara itu.

Menurut dia, terjadinya pergantian nama dari Rajekwesi tidak lepas peran Raden  Tumenggung Sosrodiningrat (1821-1823). Dalam sejarah pergantian nama itu merupakan hasil kompromi dengan Belanda yang mengandung arti bahwa Bojonegoro adalah tempat mencari makan bersama.

Oleh karena itu, kata dia, HUT ke-340 mengambil tema "Bojonegoro Bersatu Melangkah Maju"."Dulu Belanda tidak berhasil menaklukkan Sosrodiningrat, sehingga untuk menutupi malunya mengubah nama Rajekwesi menjadi Bojonegoro," kata dia menegaskan.

Upacara Grebeg Berkah Jonegaran  ditandai dengan arak-arakan yang diawali satu tumpeng yang berisi berbagai macam produk hasil pertanian setinggi 1,75 meter. Tumpeng itu diikuti 28 tumpeng yang lebih kecil dari 28 kecamatan yang juga berisi produk hasil pertanian.

Tumpeng yang berisi hasil pertanian berangkat dari pendopo pemkab menuju alun-alun dengan berjalan kaki. Ribuan masyarakat yang datang dari 430 desa/kelurahan dengan membawa tumpeng memadati alun-alun. Panitia memasang pagar besi di jalan masuk di alun-alun menuju panggung agar tumpeng tidak direbut penonton.

"Di acara "Grebeg Berkah Jonegaran" yang lalu selalu tumpeng yang berisi hasil bumi direbut penonton sebelum acara dimulai," ucap Kasi Budaya dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Yanto Munyuk. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo





Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017