Madiun (Antara Jatim) - Capaian indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Madiun, Jawa Timur yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik  (BPS) setempat pada tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
     
"IPM Kota Madiun tahun 2016 tercatat mencapai 80,01 persen. Berdasarkan skala internasional, capaian IPM di atas 80 tergolong kategori sangat tinggi," ujar Kepala BPS Kota Madiun Firman Bastian dalam kegiatan Forum Koordinasi Kehumasan dan Jumpa Pers Publikasi Data Statistik Daerah Kota Madiun, di Gedung Diklat setempat, Selasa. 
     
Menurut dia, IPM Kota Madiun yang mencapai 80,01 persen tersebut meningkat 0,53 persen dari IPM setempat tahun 2015 yang mencapai 79,48 persen.
     
Dengan IPM yang tergolong tinggi tersebut, maka harapan hidup, angka melek huruf, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan standar hidup masyarakat Kota Madiun dinilai cukup baik. 
     
Firman menyatakan angka IPM di tahun 2017 ini juga cenderung naik. Namun, angka pastinya belum ada, karena masih finalisasi.
     
Pihaknya menilai kenaikan indikator IPM Kota Madiun tersebut tidak lepas dari adanya berbagai program yang digulirkan Pemkot Madiun maupun pemerintah pusat.
     
Antara lain, program di bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan peningkatan kualitas sarana serta prasarana untuk masyarakat.
     
Sementara, Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto mengatakan tidak akan berpuas diri dengan capaian IPM tersebut. Guna meningkatkan indikator IPM di tahun berikutnya pemerintahannya menekankan pada lima program penting dan utama dalam pembangunan. 
     
Kelima program itu adalah, peningkatan kualitas dan aksesbilitas pelayanan pendidikan, peningkatan kualitas dan aksesbilitas pelayanan kesehatan, peningkatan infrastruktur wilayah terutama penanggulangan banjir, peningkatan pengentasan kemiskinan, dan peningkatan sumber daya aparatur.
     
Guna menunjang pencapaian lima program tersebut, sejumlah program pro-rakyat yang selama ini sudah dilaksanakan akan tetap diteruskan, seperti RTLH, Jambanisasi, Jamkesmasta, dan wajib belajar 12 tahun. 
     
Selain itu juga akan dilakukan program lain seperti, pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, program di bidang lingkungan hidup, pengembangan koperasi dan UMKM, penanaman modal, ketahanan pangan, olahraga, pertanian, pariwisata, sosial, serta budaya. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017