Surabaya (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat ekspor wilayah setempat pada September 2017 mengalami penurunan sebesar 11,39 persen, dan didorong anjloknya ekspor nonmigas pada bulan tersebut.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono kepada wartawan di Surabaya, Senin mengatakan secara umum penurunan ekspor tercatat dari 1,95 miliar dolar AS pada Agustus 2017 menjadi 1,73 miliar dolar AS pada September 2017.

Untuk penurunan ekspor nonmigas September 2017, kata Teguh, mencapai 1,62 miliar atau turun 12,07 persen dibandingkan Agustus 2017.

Sedangkan komoditas penyumbang utama nonmigas adalah perhiasan/permata yang sebesar 3318,05 juta dolar AS, diikuti tembaga sebesar 127,86 juta dolar AS serta lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 113,52 juta dolar AS.

"Ekspor kelompok perhiasan atau permata mengalami penurunan sebesar 24,17 persen jika dibandingkan dengan transaksi sebelumnya yang mencapai 419,43 juta dolar AS, dengan kontribusi sebesar 19,60 persen pada total ekspor nonmigas Jatim bulan ini," katanya.

Sementara itu, untuk ekspor migas justru nak tipis sebesar 1,04 persen dibandingkan Agustus 2017, dari 101,54 ribu dolar AS pada Agustus 2017 menjadi 102,60 ribu dolar AS.

Terkait untuk negara tujuan ekspor Jatim, kelompok negara ASEAN masih menjadi negara tujuan utama ekspor Jatim selama Januari-September 2017.

Teguh mengatakan, Singapura menjadi negara utama dengan eskpor sebesar 6,96 persen dari total ekspor nonmigas Jatim, diikuti Malaysia sebesar 6,11 persen dan Thailand dengan peranan sebesar 2,99 persen. 

"Selama kurun waktu sembilan bulan terakhir, hanya barang ekspor menuju Thailand yang mengalami kenaikan 21,13 persen," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017