Situbondo (Antara Jatim) - Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dari sisi penyediaan benih menjadi poros produksi ikan kerapu di Indonesia dan bahkan di dunia, kata Kepala Balai Perikanan Budi Daya Air Payau (BPBAP) setempat Ujang Kamarudin.
"Jadi, kalau kita lihat di sini ada ikan kerapu cantang, kerapu cantik yang cukup terkenal dan juga ada kerapu asli yakni kerapu bebe dan kerapu macan," katanya di sela Peresmian Ekspor Perdana Ikan Kerapu Cantik ke Hong Kong di Situbondo, Senin.
Kemudian posisi budi daya kerapu menggunakan keramba jaring apung di Situbondo, lanjut dia, juga diuntungkan dengan adanya Balai Perikanan Budi Daya Air Payau (BPBAP) milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Salah satu tugas BPBAP, katanya, adalah mengembangkan teknologi budi daya ikan dan salah satunya budi daya ikan kerapu. Jadi pengembangan ikan "hibrid" atau hasil persilangan antara dua individu berasal dari BPBAP.
"Di Situbondo juga ada sekitar 100 'hatchery' atau panti pembenihan ikan skla rumah tangga (HSRT) yang mengembangkan produksi pembenihan ikan kerapu cantang dan jenis kerapu lainnya," katanya.
Ujang mencontohkan, jika dihitung secara ekonomi setiap bulan diperlukan 10 juta telur ikan dan kemudian dipelihara selama 1,5 bulan dan dihasilkan benih ukuran hingga tiga centimeter dan diperkirakan menjadi 500 ribu ekor benih sudha bisa menghasilkan uang sekitar Rp1 miliar.
"Oleh karena itu untuk pembenihan kerapu saja sangat bagus, mengingat lautnya juga mendukung budi daya kerapu dan pembenihan juga bisa produksi sendiri," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Jadi, kalau kita lihat di sini ada ikan kerapu cantang, kerapu cantik yang cukup terkenal dan juga ada kerapu asli yakni kerapu bebe dan kerapu macan," katanya di sela Peresmian Ekspor Perdana Ikan Kerapu Cantik ke Hong Kong di Situbondo, Senin.
Kemudian posisi budi daya kerapu menggunakan keramba jaring apung di Situbondo, lanjut dia, juga diuntungkan dengan adanya Balai Perikanan Budi Daya Air Payau (BPBAP) milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Salah satu tugas BPBAP, katanya, adalah mengembangkan teknologi budi daya ikan dan salah satunya budi daya ikan kerapu. Jadi pengembangan ikan "hibrid" atau hasil persilangan antara dua individu berasal dari BPBAP.
"Di Situbondo juga ada sekitar 100 'hatchery' atau panti pembenihan ikan skla rumah tangga (HSRT) yang mengembangkan produksi pembenihan ikan kerapu cantang dan jenis kerapu lainnya," katanya.
Ujang mencontohkan, jika dihitung secara ekonomi setiap bulan diperlukan 10 juta telur ikan dan kemudian dipelihara selama 1,5 bulan dan dihasilkan benih ukuran hingga tiga centimeter dan diperkirakan menjadi 500 ribu ekor benih sudha bisa menghasilkan uang sekitar Rp1 miliar.
"Oleh karena itu untuk pembenihan kerapu saja sangat bagus, mengingat lautnya juga mendukung budi daya kerapu dan pembenihan juga bisa produksi sendiri," tuturnya. (*)
Video oleh Novi Husdinariyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017