Jember (Antara Jatim) - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mendorong profesionalisme akuntan karena globalisasi dan dunia yang semakin terkoneksi di era digital ekonomi menuntut sumber daya manusia (SDM) berkualitas tinggi.

"Pembangunan kualitas SDM membutuhkan upaya semua stakeholder dengan mengedepankan kepentingan bersama dan perekonomian yang kuat akan mendukung terciptanya SDM profesional yang berkualitas dari sebuah negara," katanya dalam sambutan Simposium Nasional Akuntansi XX yang digelar di Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Rabu.

Simposium Nasional Akuntansi XX di Universitas Jember mengambil tema "Harmonisasi Spirit Kebhinnekaan (Pendalungan) untuk Penguatan Profesionalitas Akuntan Menuju Indonesia Jaya" yang merefleksikan pentingnya spirit profesionalisme dipadukan dengan kearifan lokal untuk membangun profesi akuntan yang kuat dan berkontribusi optimal bagi pembangunan negeri.

"Di lain pihak, ketersediaan SDM profesional yang memadai juga menjadi katalis utama pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," ucap Mardiasmo yang juga Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Di era digital, lanjut dia, hubungan timbal balik tersebut terasa semakin menguat dan kemampuan sebuah bangsa merengkuh kemajuan hakiki sangat dipengaruhi oleh seberapa siap SDM nya menciptakan nilai tambah dan mengambil manfaat dari ketidakpastian global. 

"Kemiskinan yang secara global sudah ditegaskan sebagai musuh bersama, harus dilawan karena hanya menghasilkan generasi yang buruk dengan kemampuan menciptakan nilai tambah dan 'leverage' yang buruk pula," tuturnya.

Menurutnya globalisasi dalam realitasnya selalu menghadirkan ketergantungan yang makin besar sebuah perekonomian terhadap profesi akuntan di manapun dan profesi itu merupakan sandaran terciptanya sebuah perekonomian yang mendekati kebenaran yang sesungguhnya, sekaligus menjadi pembuka mata agar perekonomian negara bisa dikelola sebagaimana mestinya.  

"Profesi akuntan yang terus berevolusi seiring evolusi model bisnis akan selalu mewarnai perkembangan bisnis dan organisasi dalam berbagai ukuran perekonomian," katanya.

Dalam konteks itu, lanjut dia, spirit kebhinnekaan (pendalungan) yang selalu digaungkan profesi akuntan itu secara optimal harus bisa membawa perbaikan menyeluruh, baik bagi internal keprofesian, maupun perekonomian dan sektor bisnis.

"Akuntan profesional harus menjadi katalis dalam setiap upaya pengembangan ekonomi sebuah bangsa. Akuntan profesional yang memiliki kualifikasi sesuai standar internasional mutlak diperlukan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi untuk memberantas kemiskinan dan mendistribusikan kemakmuran," ujarnya.

Secara individu, katanya, kualifikasi itu juga akan mendukung pengembangan karir seorang akuntan profesional di dunia bisnis, sehingga secara bersama-sama, profesi itu bisa menyatukan tekad, pemikiran, dan sumbangsih nyata bagi upaya pencapaian tujuan bersama yakni kejayaan akuntan profesional juga kejayaan negeri.

Beberapa hal utama yang akan didiskusikan dan dicarikan solusi pada Simposium Nasional Akuntansi di Jember adalah bagaimana mewujudkan harmonisasi spirit pendalungan itu dalam upaya penguatan profesionalitas akuntan pendidik di Indonesia, kendala yang dihadapi, dan upaya memanfaatkan kekuatan kebhinekaan profesi akuntan menuju Indonesia jaya.

Sementara Rektor Universitas Jember M. Hasan mengatakan simposium nasional akuntansi kali ini sangat penting karena sudah dilaksanakan Masyarakat Ekonomi ASEAN dan profesi akuntan menjadi salah satu profesi yang terbuka, sehingga akuntan dari negara ASEAN bisa masuk ke Indonesia.

Simposium Nasional Akuntansi XX yang digelar di Universitas Jember tersebut menghadirkan pembicara kunci Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017