Jember (Antara Jatim) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengapreasiasi kegiatan Festival Egrang VIII yang digelar Komunitas Tanoker di Desa Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini dan salut untuk Kabupaten Jember yang melakukan kegiatan festival dengan melibatkan anak-anak yang rentan, terutama anak-anak buruh migran," katanya saat menghadiri kegiatan Festival Egrang VIII di Desa/Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember.
Menurutnya pelibatan anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya bekerja di luar negeri menjadi pusat perhatian dan hal itu sangat baik sekali, serta pemerintah memperhatikan hak-hak tumbuh kembang anak dan perlindungan untuk mereka anak-anak buruh migran.
"Ini merupakan kesempatan pertama kalinya saya hadir dalam kegiatan festival seperti ini yang merupakan kolaborasi yang sangat bagus dari berbagai sektor, kerja sama dengan pemerintah daerah dan organisasi masyarakat yang peduli anak," tuturnya.
Menurutnya kegiatan Festival Egrang dapat dijadikan model yang bisa disampaikan kepada masyarakat seluruh Indonesia bahwa anak membutuhkan waktu untuk berkreatif karena hal itu merupakan salah satu hak anak sesuai dengan konvensi hak anak internasional yang sudah diratifikasi melalui surat keputusan Presiden RI.
Sementara Inisiator Komunitas Tanoker Farha Ciciek mengatakan kegiatan Festival Egrang menjadi panggung kreativitas masyarakat yang didominasi oleh buruh migran di Kecamatan Ledokombo mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lanjut usia yang terinspirasi dengan permainan tradisioinal egrang.
"Tahun ini genap sewindu Festival Egrang digelar, sehingga waktu yang tepat untuk merefleksikan akar perubahan di tingkat anak, keluarga dan komunitas," katanya.
Di tingkat komunitas, keberadaan Festival Egrang sudah menjadi salah satu ikon festival di Kabupaten Jember, serta mendorong lahirnya desa wisata belajar di Kecamatan Ledokombo.
Berbeda dengan wisata yang lain, jenis wisata yang dikembangkan di Kecamatan Ledokombo adalah untuk belajar dan keberadaan desa wisata belajar itu mendorong warga menekuni kegiatan kreatif dengan membuat kerajinan tangan, produk kuliner dan mengelola "homestay".
Kepala Dinas Pariwisata Arief Tjahyono mengatakan tren pariwisata saat ini merujuk pada basis komunitas (community based tourism), seperti komunitas Tanoker di Kecamatan Ledokombo dengan Festival Egrang yang diselenggarakan setiap tahun.
"Pemerintah mempunyai fungsi pembinaan, fasilitasi, dan promotif, sehingga tidak boleh pemerintah mengambil alih kegiatan Festival Egrang yang sudah dilaksanakan selama delapan tahun itu, bahkan efek pariwisata berbasis komunitas sangat beragam," katanya.(*)
Video oleh: Zumrotun Solichah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017