Madiun (Antara Jatim) – Sebagian warga di Kabupaten Madiun, Jawa Timur memanfaatkan bongkahan tanah sawah yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau untuk  diambil sebagai tanah uruk.

“Di wilayah sini banyak petani membiarkan lahan sawahnya tanpa tanaman karena kesulitan mendapatkan air irigasi akibat kemarau selama sekitar dua hingga tiga bulan. Lahan-lahan yang tidak ditanami seperti ini banyak dimanfaatkan warga yang membutuhkan tanah uruk, misalnya untuk menguruk rumah, halaman dan pekarangan,” kata Ngadimun warga Pacinan, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jumat (22/9).

Menurut Ngadimun, warga yang membutuhkan tanah uruk bisa mendapatkan tanpa memberikan kompensasi kepada pemilik sawah, karena pemilik sawah juga diuntungkan.

“Pencari tanah uruk tidak perlu membeli, jadi bisa mengambil secara gratis. Petani ikut diuntungkan karena permukaan tanah sawahnya menjadi lebih rendah sehingga mudah diairi. Kadang-kadang pemilik sawah malah memberi kopi dan rokok kepada para pekerja,” kata Ngadimun yang bekerja membongkahi tanah sawah bersama sejumlah pekerja.

Warga yang membutuhkan tanah uruk mengeluarkan sejumlah biaya untuk ongkos angkutan dan para pekerja yang membongkah hingga menaikkan ke atas bak truk.

“Biaya yang dikeluarkan tergantung jaraknya dari sini. Kalau daerah yang tak jauh dari sini rata-rata Rp120 ribu per bak truk. Uang itu dibagi untuk ongkos angkutan Rp60 ribu dan Rp60 lagi untuk para pekerja yang mencangkul dan menaikkan tanah ke bak truk,” ujar Ngadimun.

Senada dengan Ngadimun, pekerja lain, Sunardi di tempat terpisah juga mengatakan ongkos membongkahi tanah hingga menaikkan ke bak truk sebesar Rp60 ribu.

“Pekerja mendapatkan upah Rp60 ribu per truk, terserah mau dikerjakan berapa orang. Kalau satu kelompok terdiri 10 orang, berarti masing-masing pekerja menerima Rp6.000,” katanya.

Sunardi berkelompok 10 orang, dalam sehari mereka bisa mendapatkan 20 truk bongkahan tanah, berarti total menerima Rp1,2 juta. Sehingga masing-masing pekerja dalam kelompok Sunardi menerima upah Rp120 ribu per orang per hari.


Pewarta: Siswowidodo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017