Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pemadam Kebakaran Pemerintah Kota Surabaya membuat surat edaran larangan untuk tidak membakar sampah sembarang selama musim kemarau tahun ini.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya Candra Oeratmangun, di Surabaya, Jawa Timur, Jumat, mengatakan tahun ini memang terjadi peningkatan kejadian kebakaran, terutama di puncak musim kemarau seperti saat ini.

"Tahun lalu jumlah kejadian kebakaran di Surabaya ada sebanyak 300 kejadian, tapi tahun ini sampai bulan September sudah menyentuh angka 420 kejadian," ujarnya.

Menurut dia, kejadian terbanyak justru ada di lokasi lahan tidur dan persawahan. Dia menyebutkan selama bulan lalu, Agustus terjadi sebanyak 138 kejadian kebakaran.

Dari jumlah itu 120 di antaranya adalah kebakaran di lahan tidur, seperti persawahan dekat pemukiman dan juga alang-alang. Penyebanya karena putung rokok, orang yang membakar sampah dan juga instalasi listrik.

"Oleh sebab itu, kami sudah membuat edaran ke lurah dan camat agar disampaikan ke warga agar selama musim kemarau ini tidak membakar sampah. Musim hujan saja banyak kejadian kebakaran apalagi musim kemarau saat ini," kata Candra.

Selain itu, pihaknya juga menyarankan agar warga Surabaya memilah dan memilih sampahnya. Sampah organik dibuat kompos sedangkan sampah kering diarahkan untuk dipilah dan dia daur ulang.

Adapun yang masih bisa digunakan untuk kerajinan tangan juga bisa diolah kembali. Ia menyarankan untuk tidak membakar sampahnya terutama di lahan terbuka.

"Sebab kalau membakar sampah di lahan terbuka itu rawan. Api bisa menyebar ke pemukiman. Kalau sudah begitu bisa susah, dan kasihan warga yang menjadi korban," ujarnya.

Lantaran semakin banyak kejadian kebakaran di lahan tidur, lanjut dia, pihaknya kini menambah sejumlah pos PKM di kawasan Surabaya Timur dan Barat, yaitu Margomulyo dan Mulyorejo.

Langkah penambahan pos ini dilakukan sebagai antisipasi dan juga menyebarkan tempat pos PMK di Surabaya. Agar respons time di lokasi kebakaran bisa lebih cepat.

"Kalau dari Mulyorejo ke Gunung Anyar yang banyak lahan tidur kan cukup dekat. Jadi ini antisipasi juga," ujarnya.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017