Mojokerto (Antara Jatim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pesan kebangsaan saat bernyanyi sepunggung pada konser grup musik Slank di Pondok Pesantren Ammanatul Ummah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Minggu malam.

"Ini baru pertama kalinya saya sepanggung menyanyi bersama Slank. Kebetulan ini memang lagu favorit saya. 'Ku Tak Bisa' dan 'Terlalu Manis'. Itu yang sering saya nyanyikan," katanya melalui keterangan tertulis yang di terima Antara, Senin.

Dirinya mengaku senang dan antusias pertama kali ini bernyanyi bersama Slank dalam sebuah konser musik dan melambaikan tangan pada ratusan Slankers yang datang dari Mojokerto, Malang, Pandaan, Lamongan, Pasuruan, Tuban, Lumajang, Brebes dan berbagai kota lainnya.

"Mari kita bangun toleransi di tengah perbedaan. Saling rangkul bukan saling memukul. Kita semua bersaudara maka jangan saling memecah belah. Jaga negeri ini, ukir prestasi dan harumkan nama bangsa," tuturnya.

Bersama Kaka selaku vokalis Slank, Khofifah kemudian mengajak seluruh santri dan Slankers menyanyikan lagu Ya Ahlal Wathon yang langsung disambut santri berbaju putih dan peci putih menyanyi dengan khidmat sambil mengepalkan tangan kanan mereka ke atas.

"Lagu tersebut memiliki syair semangat kebangsaan sangat luar biasa. Coba simak liriknya 'Pusaka Hati Wahai Tanah Airku, Cintaku dalam Imanku. Jangan Halangkan Nasibmu. Bangkitlah Hai Bangsaku'," ujarnya.

Ia mengungkapkan nasionalisme dan cinta tanah air penting ditanamkan kembali kepada anak bangsa. Maraknya gerakan radikal, isu berkedok agama namun bertujuan memecah-belah persatuan bangsa, bahaya miras, narkoba, pornografi dan lain-lain harus ditangkal dengan pendekatan-pendekatan yang kreatif.

Salah satunya seperti konser Slank yang merupakan gagasan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP). Konser ini bertujuan membangun penguatan nasionalisme dan kebangsaan melalui musik. Apalagi, lanjutnya, sebelum konser berlangsung anak-anak muda ini juga diberikan pemahaman dan wawasan kebangsaan.

"Sosialisasi kebangsaan dan  kebhinekaan melalui musik ini merupakan formula tepat untuk segmen anak muda. Mereka bisa bergembira menonton konsernya, sambil mereka bisa menyerap pesan kebangsaannya. Ini sangat menarik dan tidak membosankan," ujarnya.

Sementara itu sebelum menghadiri konser "Silaturahmi Merajut Kebangsaan", Mensos menemui dan menyerahkan santunan kematian kepada empat keluarga ahli waris  korban meninggal longsor tambang pasir di Mojosari, Mojokerto.

Bertempat di Pendopo Kabupaten Mojokerto, Mensos menyampaikan santunan kematian sebesar Rp15 juta per jiwa. Total bantuan yang diserahkan untuk empat korban meninggal adalah Rp60 juta.

"Mari kita bermunajat bersama-sama semoga korban meninggal diberikan tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran,  kekuatan dan ketabahan," ucapnya.

Ahli waris yang terdiri dari istri para korban tampak menundukkan kepala dalam-dalam. Air mata mengalir dari kedua sudut mata mereka. Sementara bayi-bayi terlelap dalam dekapan sang ibu.

Sebanyak empat korban meninggal adalah Rajino (49) warga Dusun Jurangsari, Desa Belahan Tengah, Mojosari. Iswanto (35), Wijanarko (35), Kodir (60), ketiganya warga Dusun Glogok, Desa Sumbertanggul.

Seperti diketahui pada hari Kamis (14/9) sekira pukul 06.00 WIB, tebing setinggi 8 meter di tambang tradisional Dusun Glogok, Desa Sumbertanggul, longsor. Sebanyak empat dari lima pekerja tewas tertimpa tanah dan pasir. Insiden ini terjadi diduga akibat kondisi tebing yang labil karena bagian bawah digali secara terus-menerus.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017