Sumenep (Antara Jatim) - PT Garam (Persero) mulai menjual garam yang diimpornya dari Australia beberapa waktu lalu kepada mitra usahanya dengan harga pada kisaran Rp2.250 hingga Rp2.500 per kilogram.

"Sebagaimana yang kami suarakan sebelumnya, kami berharap PT Garam menjual garam impor dengan harga di atas Rp2.000 per kilogram supaya harga garam rakyat tidak anjlok," kata Ketua Asosiasi Masyarakat Garam (AMG) Sumenep, Ubaidillah dalam rapat dengar pendapat tentang penyerapan
garam rakyat yang digagas Komisi II DPRD Sumenep, Jawa Timur, Kamis
siang.

Direktur Produksi PT Garam Budi Sasongko yang hadir dalam rapat itu langsung menanggapi aspirasi tersebut dan menyatakan garam impor memang dijual dengan harga di atas Rp2.000 per kilogram.

"Dari 75 ribu ton garam yang kami impor dari Australia sebagaimana ditugaskan Negara, sebanyak 15 ribu ton lebih telah didistribusikan (dijual) dengan harga pada kisaran Rp2.250 hingga Rp2.500 per kilogram," katanya.

Ia menjelaskan, patokan harga jual garam impor di atas Rp2.000 per kilogram itu merupakan bentuk perlindungan kepada petani garam rakyat yang saat ini memang panen komoditas tersebut.

"Kami memang dan harus tahu diri. Saat ini adalah masa panen garam. Kami wajib melindungi petani garam dan salah satu caranya dengan menjual garam impor tersebut di atas Rp2.000 per kilogram," ujarnya, menegaskan.

Beberapa waktu lalu, Pemerintah memutuskan adanya impor garam setelah terjadi anomali cuaca pada awal kemarau tahun ini yang mengakibatkan keterbatasan stok komoditas tersebut dan menunjuk PT Garam sebagai pengimpor.

Rapat dengar pendapat yang berlangsung sejak Kamis siang hingga sore di Graha Paripurna DPRD Sumenep itu dihadiri oleh perwakilan petani garam rakyat setempat dan manejemen PT Garam. (*)
Video oleh: Slamet Hidayat

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017