Malang (Antara Jatim) - Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) saat ini sudah memiliki Unit Hemodialisa (HD) untuk para penderita gagal ginjal yang menjalani cuci darah, bahkan unit tersebut telah beroperasi sejak dua bulan lalu.
Direktur RS UMM Prof Djoni Djunaedi, Minggu mengatakan meski baru diresmikan, Unit HD sudah memberikan pelayanan kepada pasien gagal ginjal sudah dua bulan lalu. "Unit HD ini memiliki enam mesin yang mampu melayani selama 24 pasien setiap hari," katanya di sela tasyakuran milad keempat RS UMM yang ditandai dengan peresmian Unit HD dan Unit Psikologi RS tersebut di Malang, Jawa Timur.
Ia mengakui dibukanya Unit HD tersebut tak lepas dari meningkatnya jumlah penyintas penyakit gagal ginjal dalam beberapa tahun terakhir ini. Setelah melalui rangkaian visitasi pada Mei dan terbitnya rekomendasi operasional pada Juli, akhirnya Unit HD dan Poli Psikologi terealisasi dan beroperasi.
Peresmian unit HD RS UMM tersebut menyusul diterbitkannya Surat Izin Praktik (SIP) unit HD RS UMM oleh Dinas Kesehatan provinsi Jawa Timur pada Agustus lalu. "Harapan kami, beroperasinya Unit HD ini akan memberikan manfaat dan mampu menolong para penderita gagal ginjal untuk melakukan cuci darah," ucapnya .
Menurut dia, prevalensi pasien jatuh ke gagal ginjal di kota Malang mencapai ribuan orang. "Kalau dalam sehari RS UMM bisa melayani hingga 24 pasien, diharapkan ini akan memenuhi kebutuhan pasien. Saat ini unit HD UMM masih membuka satu shift, karena keterbatasan jumlah perawat,'" katanya.
RS UMM, kata Djoni, merupakan rumah sakit pertama yang mengantongi surat izin legal dari provinsi. Beberapa RS yang sudah mengoperasikan unit HD sebelumnya masih dalam pengajuan izin legal. Selama ini, pasien yang membutuhan layanan HD berasal dari berbagai daerah, seperti Blitar, Pasuruan, maupun Sidoarjo.
Selain karena RS UMM sudah mampu membuka layanan Unit HD, pasien gagal ginjal juga semakin banyak. "Alangkah baiknya kalau RS UMM mampu memberi pelayanan bagi pasien gagal ginjal yang menjalani cuci darah karena di sejumlah RS belum ada layanan HD, sehingga ini akan sangat membantu," ujarnya.
Sementara Wakil Rektor II Dr Nazaruddin Malik mengatakan memasuki usia empat tahun, RS UMM terus berupaya memposisikan diri sebagai RS terbaik. "Ini tidak hanya mengusung misi kesehatan, tapi lebih dari itu juga misi dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Oleh karenanya, harus direfleksikan dalam upaya memperbarui level, tentunya ke arah yang lebih baik," katanya.
Hal tersebut, kata Nazar, selain melalui pengembangan jajaran sumber daya manusia, tak lepas dari peran seluruh pemangku kepentingan. "Kolaborasi, sinergi, dan tanggapan yang responsif harus dimiliki seluruh elemen untuk memajukan rumah sakit ini, baik dokter, pengelola, rekan kerja, dan utamanya customer," kata Nazar.
Ke depan, RS UMM dapat mewujudkan target memiliki poli endoskopi dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). "Kami juga ingin segera dapat memberi layanan untuk penyakit jantung, kemoterapi kanker, dan gawat paru. Ahlinya sudah ada, tinggal persiapannya saja," sambung Djoni.
Selama ini di wilayah Malang raya hanya ada dua sampai tiga RS, selain Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA), yang memiliki fasilitas cuci darah bagi pasien gagal ginjal, sehingga apsien gagal ginjal yang akan menjalani cuci darah, khsuusnya di RSSA harus mengantre hingga beberapa hari, bahkan pekan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Direktur RS UMM Prof Djoni Djunaedi, Minggu mengatakan meski baru diresmikan, Unit HD sudah memberikan pelayanan kepada pasien gagal ginjal sudah dua bulan lalu. "Unit HD ini memiliki enam mesin yang mampu melayani selama 24 pasien setiap hari," katanya di sela tasyakuran milad keempat RS UMM yang ditandai dengan peresmian Unit HD dan Unit Psikologi RS tersebut di Malang, Jawa Timur.
Ia mengakui dibukanya Unit HD tersebut tak lepas dari meningkatnya jumlah penyintas penyakit gagal ginjal dalam beberapa tahun terakhir ini. Setelah melalui rangkaian visitasi pada Mei dan terbitnya rekomendasi operasional pada Juli, akhirnya Unit HD dan Poli Psikologi terealisasi dan beroperasi.
Peresmian unit HD RS UMM tersebut menyusul diterbitkannya Surat Izin Praktik (SIP) unit HD RS UMM oleh Dinas Kesehatan provinsi Jawa Timur pada Agustus lalu. "Harapan kami, beroperasinya Unit HD ini akan memberikan manfaat dan mampu menolong para penderita gagal ginjal untuk melakukan cuci darah," ucapnya .
Menurut dia, prevalensi pasien jatuh ke gagal ginjal di kota Malang mencapai ribuan orang. "Kalau dalam sehari RS UMM bisa melayani hingga 24 pasien, diharapkan ini akan memenuhi kebutuhan pasien. Saat ini unit HD UMM masih membuka satu shift, karena keterbatasan jumlah perawat,'" katanya.
RS UMM, kata Djoni, merupakan rumah sakit pertama yang mengantongi surat izin legal dari provinsi. Beberapa RS yang sudah mengoperasikan unit HD sebelumnya masih dalam pengajuan izin legal. Selama ini, pasien yang membutuhan layanan HD berasal dari berbagai daerah, seperti Blitar, Pasuruan, maupun Sidoarjo.
Selain karena RS UMM sudah mampu membuka layanan Unit HD, pasien gagal ginjal juga semakin banyak. "Alangkah baiknya kalau RS UMM mampu memberi pelayanan bagi pasien gagal ginjal yang menjalani cuci darah karena di sejumlah RS belum ada layanan HD, sehingga ini akan sangat membantu," ujarnya.
Sementara Wakil Rektor II Dr Nazaruddin Malik mengatakan memasuki usia empat tahun, RS UMM terus berupaya memposisikan diri sebagai RS terbaik. "Ini tidak hanya mengusung misi kesehatan, tapi lebih dari itu juga misi dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Oleh karenanya, harus direfleksikan dalam upaya memperbarui level, tentunya ke arah yang lebih baik," katanya.
Hal tersebut, kata Nazar, selain melalui pengembangan jajaran sumber daya manusia, tak lepas dari peran seluruh pemangku kepentingan. "Kolaborasi, sinergi, dan tanggapan yang responsif harus dimiliki seluruh elemen untuk memajukan rumah sakit ini, baik dokter, pengelola, rekan kerja, dan utamanya customer," kata Nazar.
Ke depan, RS UMM dapat mewujudkan target memiliki poli endoskopi dan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). "Kami juga ingin segera dapat memberi layanan untuk penyakit jantung, kemoterapi kanker, dan gawat paru. Ahlinya sudah ada, tinggal persiapannya saja," sambung Djoni.
Selama ini di wilayah Malang raya hanya ada dua sampai tiga RS, selain Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA), yang memiliki fasilitas cuci darah bagi pasien gagal ginjal, sehingga apsien gagal ginjal yang akan menjalani cuci darah, khsuusnya di RSSA harus mengantre hingga beberapa hari, bahkan pekan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017