Tulungagung (Antara Jatim) - Sedikitnya 11 warga sporadis dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah dr Iskak, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu diduga akibat keracunan minum keras yang mereka tenggak pada malam takbiran Idul Adha, dua hari sebelumnya (Kamis, 31/8).
Belum ada laporan korban jiwa. Pihak rumah sakit mengonfirmasi dari 11 warga yang dilarikan ke RSUD akibat OD atau keracunan minuman keras tersebut, satu dinyatakan kritis dan harus menjalani perawatan kedaruratan di "red zone" instalasi gawat darurat, sementara 10 lainnya di "yellow zone".
Ruang kegawatdaruratan "red zone" IGD RSUD dr Iskak merupakan instalasi khusus untuk penanganan sementara pasien kritis, yellow zone untuk pasien semikritis, dan green zone untuk pasien nonkritis.
"Pasien OD mulai masuk IGD pada Jumat (1/9) malam sekitar pukul 24.00 WIB atas nama Agus Basuki. Lalu masuk lagi pada Sabtu (2/9) pagi sekitar pukul 07.00 WIB atas nama Agus Setiawan. Sisanya sporadis mulai tadi siang hingga sore tadi. Total ada 11 yang masuk," kata staf Humas RSUD dr Iskak Moch Rifai.
Dokter jaga IGD RSUD dr Iskak, dr Tutur Danang menyatakan, delapan pasien keracunan minuman keras di ruang yellow zone dalam kondisi stabil, namun harus menjalani proses infus karena kondisi lemas akibat asupan makan yang kurang.
Kondisi pasien saat ini terus dipantau hingga kondisi mereka pulih dan nafsu makan kembali normal. "Sejumlah pasien masih mengeluhkan mata kabur dan kepala pusing. Ada juga yang mengeluhkan perut mual," katanya.
Beberapa pasien OD yang kini dirawat di yellow zone juga sudah bisa diajak komunikasi keluarganya. Sebagian sudah mulai bisa diberi asupan makanan namun sebagian lain masih mengeluh belum memiliki nafsu makan.
Mereka rata-rata mengeluhkan kepala pusing dan perut yang mual. "Rasanya seperti mau muntah tapi tidak bisa keluar," tutur Stefanus Mega, salah satu korban keracunan minuman keras asal Kelurahan Tamanan, Kecamatan Tulungagung.
Hal yang sama diungkapkan Andre (24), pemuda asal Kelurahan Taman yang harus dirawat bersama ayahnya Sugisman yang sama-sama ikut serta dalam pesta minuman keras pada saat kejadian, Kamis (31/8) malam.
"Pesta minuman keras digelar di lokasi hajatan pernikahan di salah satu rumah warga yang juga tetangga kami. Minumnya beramai-ramai dengan sistem gilir usai acara hajatan usai sambil menikmati hiburan musik elekton dengan menyewa penyanyi," tutur Mega.
Mega, Andre dan beberapa korban OD lain mengaku sudah tidak ingat berapa gelas yang mereka tenggak.
Kata mereka, ada banyak ikut pesta minuman keras. Jumlah minuman keras yang ditenggak secara oplosan juga tidak terhitung. Di awal acara pesta minum-minuman itu, kata Mega, pemilik rumah yang sedang hajatan menyediakan sedikitnya dua dus botol minuman keras merek Alimi.
Awalnya minuman keras berkadar alkohol di atas 20 persen itu ditenggak secara oplosan dengan campuran minuman berkarbonasi coca-cola, namun kemudian ditenggak secara polosan.
"Kelihatannya yang banyak jatuh korban peserta yang akhir-akhir ini," kata Andre. Dalam kondisi mabuk berat dan mulai keracunan itu, ada peserta yang terpaksa diantar pulang ke rumah dalam kondisi tidak sadar, dan sebagian lagi pulang sendiri namun kondisi kesadaran sudah menurun drastis hingga akhirnya terkapar di dalam rumah hingga jumat malam dan baru dilarikan ke RSUD pada Sabtu pagi, siang dan sore.
Kabag Ops Polres Tulungagung Kompol Khairil menyatakan kasus tersebut saat ini masih diselidiki. Hasil investigasi dan pengumpulan data oleh aparat Satnarkoba Polres Tulungagung menyatakan ada tiga jenis merek alkohol yang ditenggak dalam pesta minuman keras tersebut, yakni Alimi, kontol, dan mansion house.
"Kami sudah amankan sisa barang bukti minuman keras untuk diselidiki asal-usul alkohol ini, apakah asli atau palsu, serta dari mana mendapatkanya," kata Khairil.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Belum ada laporan korban jiwa. Pihak rumah sakit mengonfirmasi dari 11 warga yang dilarikan ke RSUD akibat OD atau keracunan minuman keras tersebut, satu dinyatakan kritis dan harus menjalani perawatan kedaruratan di "red zone" instalasi gawat darurat, sementara 10 lainnya di "yellow zone".
Ruang kegawatdaruratan "red zone" IGD RSUD dr Iskak merupakan instalasi khusus untuk penanganan sementara pasien kritis, yellow zone untuk pasien semikritis, dan green zone untuk pasien nonkritis.
"Pasien OD mulai masuk IGD pada Jumat (1/9) malam sekitar pukul 24.00 WIB atas nama Agus Basuki. Lalu masuk lagi pada Sabtu (2/9) pagi sekitar pukul 07.00 WIB atas nama Agus Setiawan. Sisanya sporadis mulai tadi siang hingga sore tadi. Total ada 11 yang masuk," kata staf Humas RSUD dr Iskak Moch Rifai.
Dokter jaga IGD RSUD dr Iskak, dr Tutur Danang menyatakan, delapan pasien keracunan minuman keras di ruang yellow zone dalam kondisi stabil, namun harus menjalani proses infus karena kondisi lemas akibat asupan makan yang kurang.
Kondisi pasien saat ini terus dipantau hingga kondisi mereka pulih dan nafsu makan kembali normal. "Sejumlah pasien masih mengeluhkan mata kabur dan kepala pusing. Ada juga yang mengeluhkan perut mual," katanya.
Beberapa pasien OD yang kini dirawat di yellow zone juga sudah bisa diajak komunikasi keluarganya. Sebagian sudah mulai bisa diberi asupan makanan namun sebagian lain masih mengeluh belum memiliki nafsu makan.
Mereka rata-rata mengeluhkan kepala pusing dan perut yang mual. "Rasanya seperti mau muntah tapi tidak bisa keluar," tutur Stefanus Mega, salah satu korban keracunan minuman keras asal Kelurahan Tamanan, Kecamatan Tulungagung.
Hal yang sama diungkapkan Andre (24), pemuda asal Kelurahan Taman yang harus dirawat bersama ayahnya Sugisman yang sama-sama ikut serta dalam pesta minuman keras pada saat kejadian, Kamis (31/8) malam.
"Pesta minuman keras digelar di lokasi hajatan pernikahan di salah satu rumah warga yang juga tetangga kami. Minumnya beramai-ramai dengan sistem gilir usai acara hajatan usai sambil menikmati hiburan musik elekton dengan menyewa penyanyi," tutur Mega.
Mega, Andre dan beberapa korban OD lain mengaku sudah tidak ingat berapa gelas yang mereka tenggak.
Kata mereka, ada banyak ikut pesta minuman keras. Jumlah minuman keras yang ditenggak secara oplosan juga tidak terhitung. Di awal acara pesta minum-minuman itu, kata Mega, pemilik rumah yang sedang hajatan menyediakan sedikitnya dua dus botol minuman keras merek Alimi.
Awalnya minuman keras berkadar alkohol di atas 20 persen itu ditenggak secara oplosan dengan campuran minuman berkarbonasi coca-cola, namun kemudian ditenggak secara polosan.
"Kelihatannya yang banyak jatuh korban peserta yang akhir-akhir ini," kata Andre. Dalam kondisi mabuk berat dan mulai keracunan itu, ada peserta yang terpaksa diantar pulang ke rumah dalam kondisi tidak sadar, dan sebagian lagi pulang sendiri namun kondisi kesadaran sudah menurun drastis hingga akhirnya terkapar di dalam rumah hingga jumat malam dan baru dilarikan ke RSUD pada Sabtu pagi, siang dan sore.
Kabag Ops Polres Tulungagung Kompol Khairil menyatakan kasus tersebut saat ini masih diselidiki. Hasil investigasi dan pengumpulan data oleh aparat Satnarkoba Polres Tulungagung menyatakan ada tiga jenis merek alkohol yang ditenggak dalam pesta minuman keras tersebut, yakni Alimi, kontol, dan mansion house.
"Kami sudah amankan sisa barang bukti minuman keras untuk diselidiki asal-usul alkohol ini, apakah asli atau palsu, serta dari mana mendapatkanya," kata Khairil.(*)
Video oleh: Destyan H Sujarwoko
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017