Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan penyebab kejadian kebakaran tahun ini, mulai kebakaran pemukiman, juga bangunan lainnya didominasi hubungan arus pendek listrik PLN karena banyak kabel di rumah warga tidak standar.
"Dalam 31 kali kejadian kebakaran tahun ini ada 11 kali kejadian kebakaran penyebabnya hubungan arus pendek listrik," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Senin.
Lainnya, lanjut dia, tungku pembakaran, termasuk lilin dan kompor gas, serta penyebab kebakaran lainnya seperti membuang puntung rokok sembarangan.
Ia mencontohkan sering terjadi warga membakar tempat sampah kemudian ditinggal sehingga tempat sampah yang dibakar itu apinya menjalar ke pemukiman warga.
"Dalam kejadian kebakaran di tahun-tahun lalu selalu terbanyak hubungan arus pendek listrik juga tungku pembakaran," ujarnya.
Menurut dia, terjadinya hubungan arus pendek listrik itu, karena masih banyak warga terutama di pedesaan yang memanfaatkan kabel listrik tidak standar Nasional Indonesia (SNI).
warga, lanjut dia, memilih kabel listrik tidak standar karena harganya murah, tetapi kabel tidak standar rawan terjadi hubungan arus pendek listrik.
"Dalam berbagai sosialisasi terkait kebakaran juga kesempatan lainnya selalu kami sampaikan agar warga mengganti kabel listrik di rumahnya diganti yang SNI," ucapnya menegaskan.
Terkait kebakaran hutan, ia menyebutkan selama musim kemarau tahun ini sudah terjadi enam kali kebakaran hutan dan lahan disebabkan sengaja dibakar orang tidak bertanggung jawab atau ada seseorang membuang puntung rokok kemudian menimbulkan kebakaran.
Dalam 31 kejadian kebakaran pemukiman warga, dan bangunan lainnya itu, termasuk kebakaran hutan dan lahan, kata dia, menimbulkan kerugian mencapai Rp1,8 miliar.
"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian kebakaran tahun ini," ucapnya.
Ditanya mobil mobil pemadam kebakaran "Turn Table Ladder" 60 meter merek Iveco Magirus buatan Jerman, lanjut dia, baru sekali dimanfaatkan, tetapi bukan untuk memadamkan kebakaran.
Mobil itui, lanjut dia, dimanfaatkan untuk menolong seorang marbot Masjid Nurul Fattah di Desa Pumpungan, Kecamatan Kalitidu, Khazim (55), yang pingsan di atas menara masjid ketika memperbaiki speker pada 19 Agustus.
Petugasm pemadam kebakaran, lanjut dia, bisa menurunkan Khazim dengan memanfaatkan tangga mobil pemadam kebakaran.
"Korban bisa dievakuasi dengan memanfaatkan tangga mobil pemadam kebakaran untuk selanjutnya dibawa ke Puskesmas Kalitidu," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Dalam 31 kali kejadian kebakaran tahun ini ada 11 kali kejadian kebakaran penyebabnya hubungan arus pendek listrik," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Senin.
Lainnya, lanjut dia, tungku pembakaran, termasuk lilin dan kompor gas, serta penyebab kebakaran lainnya seperti membuang puntung rokok sembarangan.
Ia mencontohkan sering terjadi warga membakar tempat sampah kemudian ditinggal sehingga tempat sampah yang dibakar itu apinya menjalar ke pemukiman warga.
"Dalam kejadian kebakaran di tahun-tahun lalu selalu terbanyak hubungan arus pendek listrik juga tungku pembakaran," ujarnya.
Menurut dia, terjadinya hubungan arus pendek listrik itu, karena masih banyak warga terutama di pedesaan yang memanfaatkan kabel listrik tidak standar Nasional Indonesia (SNI).
warga, lanjut dia, memilih kabel listrik tidak standar karena harganya murah, tetapi kabel tidak standar rawan terjadi hubungan arus pendek listrik.
"Dalam berbagai sosialisasi terkait kebakaran juga kesempatan lainnya selalu kami sampaikan agar warga mengganti kabel listrik di rumahnya diganti yang SNI," ucapnya menegaskan.
Terkait kebakaran hutan, ia menyebutkan selama musim kemarau tahun ini sudah terjadi enam kali kebakaran hutan dan lahan disebabkan sengaja dibakar orang tidak bertanggung jawab atau ada seseorang membuang puntung rokok kemudian menimbulkan kebakaran.
Dalam 31 kejadian kebakaran pemukiman warga, dan bangunan lainnya itu, termasuk kebakaran hutan dan lahan, kata dia, menimbulkan kerugian mencapai Rp1,8 miliar.
"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian kebakaran tahun ini," ucapnya.
Ditanya mobil mobil pemadam kebakaran "Turn Table Ladder" 60 meter merek Iveco Magirus buatan Jerman, lanjut dia, baru sekali dimanfaatkan, tetapi bukan untuk memadamkan kebakaran.
Mobil itui, lanjut dia, dimanfaatkan untuk menolong seorang marbot Masjid Nurul Fattah di Desa Pumpungan, Kecamatan Kalitidu, Khazim (55), yang pingsan di atas menara masjid ketika memperbaiki speker pada 19 Agustus.
Petugasm pemadam kebakaran, lanjut dia, bisa menurunkan Khazim dengan memanfaatkan tangga mobil pemadam kebakaran.
"Korban bisa dievakuasi dengan memanfaatkan tangga mobil pemadam kebakaran untuk selanjutnya dibawa ke Puskesmas Kalitidu," kata dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017