Surabaya (Antara Jatim) - Pagelaran seni, drama dan tari kolosal Sumpah Palapa memeriahkan Upacara Penurunan Bendera HUT ke-72 Republik Indonesia di Halaman Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis petang.

"Drama tari kolosal didukung 150 penari dan pemusik dari civitas akademika Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya," ujar Kabiro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim Benny Sampir Wanto.

Drama mengisahkan Mahapatih Gajah Mada yang bersumpah untuk menyatukan nusantara dengan diawali dari pemberontakan Sadeng yang ingin memisahkan diri dari Majapahit, tetapi seorang Bekel bernama Gajah Mada berhasil mengalahkannya.

Sepulang dari penaklukan, Gajah Mada kembali ke Majapahit untuk menunjukkan Pasukan Bhayangkara Majapahit yang tangguh, dan dari situlah Sang Ratu Tribuana Tunggadewi mengangkatnya sebagai Senopati.

Beberapa penggawa Raja menunjukkan sikap protes atas Sumpah Gajah Mada yang dianggapnya sangat tidak mungkin diwujudkan, namun tetap bertekad menyatukan nusantara.

"Semangat itulah yang menjiwai bangsa Indonesia untuk terus mempertahankan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ucapnya.

Rangkaian HUT ke-72 RI dilanjutkan pertunjukan drama kolosal bertema Pertempuran 10 November di Surabaya yang berakhir dengan  tewasnya Jenderal Mallaby.

Drama ini terselenggara atas kerjasama TNI/Polri, Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya, siswa SMA, dan para seniman yang disutradari oleh Taufik Monyong.

Sementara itu, jalannya upacara penurunan bendera yang dipimpin Gubernur Jatim Soekarwo berlangsung khidmat dengan dihadiri ribuan undangan serta peserta dari berbagai elemen, termasuk TNI/Polri.

Usai upacara, Gubernur dan wakilnya, Saifullah Yusuf, turut bernyanyi bersama 1.000 personel aubade (nyanyian atau musik penghormatan), antara lain "Indonesia Pusaka", "Hari Merdeka", "Garuda Pancasila" dan beberapa lagu nasional lainnya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017