Pacitan (Antara Jatim) - Manajemen Bank Indonesia Perwakilan Kediri, Jawa Timur, memperluas jaringan layanan kas ke masyarakat dengan membuat program "BI Jangkau" yang melibatkan kalangan perbankan daerah, swasta, maupun lembaga jasa perbankan lainnya.
     
"Kami diberikan amanat Undang-Undang untuk bisa menyediakan uang rupiah dengan kualitas baik di seluruh wilayah NKRI, tidak hanya di perkotaan tapi juga di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan terpencil)," kata Kepala Grup Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim Yudi Harymukti dalam acara sosialisasi BI Jangkau di Desa/Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, Jumat.
     
Ia mengatakan, lokasi Desa/Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan ini termasuk daerah yang jauh dari perkotaan. Dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat diharapkan bisa lebih memahami fungsi uang, bukan hanya sebagai alat tukar melainkan juga lebih menghargai uang, salah satunya dengan merawatnya.
    
Dalam program BI Jangkau itu, Yudi mengatakan Bank Indonesia bekerja sama dengan perbankan misalnya BPD, BPR, hingga pegadaian. BI juga sengaja tidak ada kantor secara fisik dalam program tersebut dan lebih mengoptimalkan peran dari berbagai jasa keuangan itu. 
     
Bank Indonesia, kata dia, sebenarnya mempunyai kas titipan, bahkan hingga 2018 ditargetkan ada 109 kas titipan di seluruh wilayah Indonesia. Kas titipan bisa lebih menjangkau hingga kabupaten/ kota, namun belum tentu bisa menjangkau kecamatan/desa yang jumlahnya hingga ribuan. 
     
"JIka kas titupan bisa menjangkau 515 kabupaten/kota di Tanah air, BI Jangkau kami harapkan bisa menjangkau ribuan kecamatan/desa," katanya berharap.  
     
Dengan BI Jangkau akan memastikan layanan kas ke masyarakat dan bisa memastikan uang yang beredar itu layak edar. Selama ini, uang yang beredar masyarakat banyak dan terus beredar, sehingga membuat lambat laun kualitas fisik pun menjadi berkurang. Salah satunya dipengaruhi dari cara membawa. Harusnya uang diperlakukan baik misalnya tidak dilipat.
     
Lebih lanjut, Yudi mengatakan program ini juga dibuat salah satunya karena infrastruktur di Indonesia yang belum seluruhnya baik. Walaupun pemerintah saat ini giat membangun, termasuk perbankan yang juga hadir, masih belum semua daerah bisa terjangkau layanan perbankan ini. 
     
Untuk itu, BI juga ikut serta untuk mengoptimalkan untuk memperluas jaringan layanan kas dengan bantuan perbankan yang hadir termasuk di tingkat kecamatan. 
    
"Intinya, kami memastikan uang yang diberikan ke masyarkat layak edar. Juga terutama di wilayah terpencil. Selain mempercepat peredaran uang layak edar, juga memanfaatkan layanan jasa perbankan itu, sehingga semakin meningkat," katanya.
     
Ia menambahkan, program BI Jangkau ini sebenarnya sudah diresmikan di pusat. Namun, di Jatim, rencanya masih Agustus 2017 di Pulau Kangean. Di Kabupaten Pacitan, kegiatan ini merupakan sosialisasi, sehingga masyarakat diharapkan sudah mempunyai gambaran program BI Jangkau ini dan bisa memanfaatkan layanan ini
      
Sementara itu, Camat Bandar Munirul Iwan mengaku senang dengan sosialisasi ini. Masyarakat diberi edukasi dan bisa menjadi semakin menyadari memperlakukan uang dengan baik.
     
"Tentunya dengan sosilisasi ini, terkait BI Jangkau, kami sadari fungsi uang bukan hanya alat tukar, tapi juga alat kedaulatan persatuan bangsa. Ke depan, dengan edukasi ini masyarakat bisa memperlakukan uang lebih baik lagi, tidak menyimpan dengan ceroboh serta memperlakukannya lebih baik lagi," katanya. 
     
Dalam sosialisasi ini, selain dihadiri dari Bank Indoensia Jatim, juga dari Bank Indonesia Kediri, perwakilan Bank Jatim, pejabat daerah, serta tamu undangan. Mereka juga mendapatkan sosialisasi tentang uang asli, termasuk mendapatkan tips mengenali uang asli dan palasu, salah satunya ketika mendapatkan uang harus memanfatkan 3D, yaitu dilihat, diraba, dan diterawang. (*)
Video Oleh: Asmaul Chusna


Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017