Surabaya, (Antara Jatim) - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kamis demonstrasi di depan kantor Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya untuk menolak rencana penerapan "full day school" (FDS) atau sekolah lima hari dalam sepekan.

"Kami menolak diberlakukannya 'full day school' di sekolah Surabaya, serta dikembalikannya pengelolaan SMA dan SMK ke Pemkot Surabaya," ujar koordinator aksi tersebut, M Taufik saat berorasi.

Peserta demo dari PMII Taswirul Afkar Surabaya Mukarromah mengungkapkan keberadaan "FDS" saat ini cenderung merugikan banyak pihak. Khususnya bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.

Dia melanjutkan tidak semua sekolah yang menerapkan "full day school" juga menerapkan pendidikan karakter seperti mengaji. Sementara sekolah swasta yang menerapkan "full day school" lengkap pendidikan agama harganya cukup mahal.

"'Full day school' yang ada saat ini akan membuat TPQ gulung tikar. Padahal yang memberikan bimbingan rohani ya TPQ dan Madin," ucap mahasiswa STAI Taswirul Afkar Surabaya ini.

Menurut Mukarromah yang juga guru di MI Hidayatullah Undaan, Surabaya ini, anak-anak terlalu lelah dengan kegiatan sekolah hingga sore hari. Belum lagi bimbingan belajar yang diikuti. Sehingga mereka enggan mengikuti kegiatan mengaji.

"Saya ngajar di TPQ Al Mariah, banyak anak-anak yang nggak mau ngaji lagi alasannya capek, kelas 6 banyak yang sudah mengeluh capek karena sekolah dan les," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan yang menemui mahasiswa kemudian mengajak mereka untuk berdialog di dalam kantor Dispendik Surabaya.

Ikhsan menuturkan, ada tidak adanya full day school, Pemkot Surabaya telah bertekad untuk menjadikan pendidikan Surabaya menjadi yang terbaik, karena visi pendidikan di Surabaya ialah menjadikan Surabaya sebagai barometer pendidikan nasional.

Selain itu, kata dia, pengembangan bakat dan potensi siswa, baik pada bidang akademik maupun nonakademik terus dilakukan Pemkot Surabaya guna mencetak para pelajar Surabaya berprestasi serta mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin berat.

"Tidak hanya itu penyediaaan sarana dan prasarana seperti gedung sekolah, 'LCD' serta komputer dalam rangka memfasilitasi siswa untuk mendapatkan pendidikan yang optimal  telah dilakukan," tutur Ikhsan.

 Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya tersebut mengungkapkan bahwa aksi orasi yang digelar oleh PMII ini merupakan sebuah bentuk kepedulian dan perhatian membangun pendidikan di Surabaya yang lebih baik.(*)
Video oleh: Willy Irawan

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017