Jember (Antara Jatim) - Program Universitas Jember (Unej) Membangun Desa telah terpilih sebagai 22 Program Inovatif Indonesia 2017 dalam ajang Inovasi Indonesia Forum dan Expo 2017 yang diadakan di Jakarta Convention Center pada 19-21 Juli 2017.

"Alhamdulillah program Universitas Membangun Desa yang dilakukan Unej terpilih sebagai 22 program inovatif Indonesia 2017 dan yang lebih membanggakan lagi merupakan satu-satunya yang berasal dari perguruan tinggi di Indonesia," kata Direktur Program Universitas Membangun Desa Unej Hermanto Rohman di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.

Kegiatan "Inovasi Indonesia Forum dan Expo 2017" yang digagas oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, serta United Nations Development Programme (UNDP) bertema "Kolaborasi Pemerintah Daerah Untuk Pencapaian SDGs".

"Kegiatan Inovasi Indonesia Forum dan Expo 2017 adalah kegiatan tahunan bagi segenap 'stake holder' pelaksana program 'Suistanable Development Goals' (SDGs) di Indonesia yang terdiri dari pihak pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, pemberi dana maupun pihak lainnya," tuturnya.

Acara tersebut digelar dalam rangka memperkenalkan praktik-praktik inovatif yang telah dilakukan dan SDGs sendiri adalah program UNDP dalam rangka menurunkan angka kemiskinan, pemberantasan gizi buruk pada anak, penyediaan akses air bersih dan program lainnya.

"Terpilihnya Program Unej Membangun Desa tidak lepas dari keberhasilan pembangunan Program Sistem Administrasi dan Informasi Desa (SAID) di Kabupaten Bondowoso yang dimotori para mahasiswa kampus Unej melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2016," ucap Dosen FISIP Unej itu.

Dari semula 10 desa yang melaksanakan SAID, lanjut dia, kini bertambah menjadi 81 desa, bahkan sudah ada desa yang mampu mengelola potensi desanya yakni Desa Glingseran, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso yang kini terkenal sebagai desa wisata dengan destinasi wisata berupa mata air Dewi Rengganis.

"Program Universitas Membangun Desa Unej dengan program SAID-nya dinilai mampu menjadi sarana untuk menurunkan angka kemiskinan dengan membangun basis data di desa, sekaligus mendorong desa untuk menggali potensinya masing-masing melalui Badan Usaha Milik Desa," tuturnya.

Selama pelaksanaan Program Universitas Membangun Desa, mahasiswa yang diterjunkan melalui program KKN melatih sumber daya manusia, membangun infrastruktur sekaligus mengembangkan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan desa. 

"Dalam sesi pemaparan program, para hadirin terkesan dengan kemampuan mahasiswa Unej yang mampu mendorong masyarakat desa di Bondowoso untuk berdaya melalui tahapan Desa Bersuara, Desa Mandiri Data, hingga tahapan Desa dengan Pelayanan Berbasis Data karena desa akanl menerima Dana Desa," katanya.

Hermanto menjelaskan program Unej Membangun Desa juga membuktikan bahwa sinergi yang baik antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, masyarakat, serta lembaga swadaya masyarakat akan mampu memenuhi target "SDGs". 

"Mengingat perguruan tinggi memiliki keunggulan berupa sumber daya manusia, riset, teknologi tepat guna, dan mahasiswa yang diharapkan menjadi motor perubahan di Indonesia," ujarnya.

Ia mengatakan program Universitas Membangun Desa yang dilakukan Unej menuai banyak pujian dan banyak yang ingin mereplikasikan program tersebut, sehingga pihaknya berharap di kampus terdapat semacam pusat informasi mengenai program maupun hasil riset yang sudah berhasil diterapkan di masyarakat, sehingga mudah diakses banyak pihak.

Pernyataan Direktur Program Universitas Membangun Desa Unej itu bukan tanpa alasan karena beberapa pemkab sudah tertarik mengadopsi program tersebut seperti Kabupaten Situbondo dan Jember, bahkan pihaknya diundang Pemkab Pasuruan untuk menjelaskan program universitas masuk desa dalam acara Sarasehan Tani yang akan digelar di Prigen pada 29 Juli 2017.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017