Tulungagung (Antara Jatim) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mendorong warga nahdliyin untuk mengasuransikan dirinya dengan ikut program BPJS Kesehatan, baik untuk kepentingan sendiri maupun demi beramal bagi umat lain yang membutuhkan.
    
"Kami secara kelembagaan memang ingin membantu program pemerintah dalam menyosialisasikan BPJS Kesehatan, selain juga ini bisa menjadi wahana untuk beramal," kata Ketua PCNU Tulungagung Abdul Hakim Mustofa di Tulungagung, Senin.
    
Tidak hanya melalui kegiatan yang digelar PCNU seperti dilakukan sehari sebelumnya, Abdul Hakim Mustofa mengatakan sosialisasi dan penggalangan warga NU untuk ikut program BPJS kesehatan juga dilakukan oleh jajaran pengurus NU tingkat kecamatan hingga desa/kelurahan.
    
Caranya, kata dia, yakni dengan mendata seluruh pemegang kartu tanda anggota NU atau KARTANU yang belum memiliki pertanggungan BPJS kesehatan atau KIS (kartu Indonesia Sehat).
    
"Nanti yang belum akan kami tawarkan untuk mendaftar BPJS kesehatan jalur mandiri. PCNU dalam hal ini membantu anggota untuk mendaftar secara kolektif," tuturnya.
    
Kendati belum ada fasilitas khusus dari BPJS, Abdul Hakim Mustofa mengatakan penguatan kerjasama termasuk kemungkinan untuk pemberian keringanan tarif premi atau layanan kesehatan lebih tinggi, sedang dijajaki dengan pihak BPJS kesehatan.
    
"Ya, istilahnya membayar preminya yang ringan namun mendapat fasilitas kesehatan lebih tinggi, fasilitas layanan yang terbaik," ujarnya.
    
Ia mengaku tidak muluk dalam program tersebut. Jika saat ini jumlah pemegang KARTANU di Tulungagung tercatat mencapai 120 ribu lebih, Mustofa menargetkan dalam tiga bulan ke depan kepesertaan BPJS kesehatan yang bisa mereka galang mencapai separuhnya atau sekitar 60 ribu warga nahdliyin.
    
Sementara itu Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tulungagung Santhu Harianja mengatakan, pihaknya sengaja menggandeng PCNU dalam mendongkrak kepesertaan BPJS/KIS karena NU merupakan ormas Islam yang memiliki massa terbesar di Tulungagung.
    
"Tentu dengan menggandeng NU kami harapkan akan semakin banyak warga nahdliyin yang ikut program pertanggungan kesehatan pemerintah melalui BPJS/KIS ini," ujarnya.
    
Saat ini, kata dia, dari total jumlah penduduk di Kabupaten Tulungagung yang mencapai 1,2 juta orang baru 40 persen yang terdaftar sebagai peserta BPJS/KIS.
    
Upaya "jemput bola" saat ini terus dilakukan BPJS Kesehatan, yakni dengan membuka "drop-box" atau kotak pendaftaran di kecamatan-kecamatan dan melibatkan jajaran perangkat untuk menggalang pendaftaran warga secara mandiri.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017