Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Akhmad Djupari mengatakan larangan menanam padi pada musim tanam (MT) III kemarau akan mempengaruhi target produksi padi yang ditetapkan 1,050 ton gabah kering giling (GKG) pada 2017.
"Target produksi pada pada 2017 jelas akan berkurang, karena adanya larangan petani menanam padi pada MT III. Tetapi jumlah persisnya kami belum bisa menghitung karena saat ini tanaman padi MT III belum panen," kata dia di Bojonegoro, Jumat.
Namun, lanjut dia, target produksi tanaman padi sebesar 1,050 ton GKG itu dengan perhitungan luas areal tanaman padi terpanen mencapai 165 ribu hektare.
"Tanaman padi MT I dan II yang sudah terpanen luasnya mencapai 153.250 hektare," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dampak kebijakan pemerintah kabupaten (pemkab) yang melarang petani menanam tanaman padi untuk memutus mata rantai perkembangbiakan hama wereng batang coklat memperoleh tanggapan positif para petani.
Para petani di sejumlah kecamatan di wilayah tengah, seperti di Kecamatan Sumberrejo, Kalitidu, juga wilayah selatan di Kecamatan Sukosewu, Temayang, tidak menanam padi pada MT III. Para petani beralih menanam palawija, tembakau, kedelai, bahkan juga sayur-sayuran.
Menurut dia, hama wereng batang coklat yang bisa menyerang tanaman padi MT III merupakan generasi III yang daya terbangnya lebih jauh sehingga sulit dibasmi.
"Petani menyadari kalau tetap menanam tanaman padi padi akan memicu serangan hama wereng batang coklat. Pemantauan kami di wilayah tengah dan selatan tidak ada petani yang menanam padi," katanya menegaskan.
Padahal, lanjut dia, luas areal tanaman padi pada MT III kemarau di daerahnya dalam kondisi normal bisa berkisar 35.000-40.000 hektare, tetapi sekarang ini berkurang drastis hanya sekitar 9.000 hektare.
Petani yang masih menanam tanaman padi lokasinya di wilayah utara di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, antara lain, di Kecamatan Kanor, Malo, Dander, Kalitidu dan Trucuk.
"Kami tertap mengantisipasi tanaman padi di wilayah utara diserang hama wereng coklat dengan melakukan pengamatan sejak dini," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut dia, kalau tanaman padi MT III sekitar 9.000 hektare bisa terpanen normal, maka kekurangan target produksi tidak terlalu banyak.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Target produksi pada pada 2017 jelas akan berkurang, karena adanya larangan petani menanam padi pada MT III. Tetapi jumlah persisnya kami belum bisa menghitung karena saat ini tanaman padi MT III belum panen," kata dia di Bojonegoro, Jumat.
Namun, lanjut dia, target produksi tanaman padi sebesar 1,050 ton GKG itu dengan perhitungan luas areal tanaman padi terpanen mencapai 165 ribu hektare.
"Tanaman padi MT I dan II yang sudah terpanen luasnya mencapai 153.250 hektare," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dampak kebijakan pemerintah kabupaten (pemkab) yang melarang petani menanam tanaman padi untuk memutus mata rantai perkembangbiakan hama wereng batang coklat memperoleh tanggapan positif para petani.
Para petani di sejumlah kecamatan di wilayah tengah, seperti di Kecamatan Sumberrejo, Kalitidu, juga wilayah selatan di Kecamatan Sukosewu, Temayang, tidak menanam padi pada MT III. Para petani beralih menanam palawija, tembakau, kedelai, bahkan juga sayur-sayuran.
Menurut dia, hama wereng batang coklat yang bisa menyerang tanaman padi MT III merupakan generasi III yang daya terbangnya lebih jauh sehingga sulit dibasmi.
"Petani menyadari kalau tetap menanam tanaman padi padi akan memicu serangan hama wereng batang coklat. Pemantauan kami di wilayah tengah dan selatan tidak ada petani yang menanam padi," katanya menegaskan.
Padahal, lanjut dia, luas areal tanaman padi pada MT III kemarau di daerahnya dalam kondisi normal bisa berkisar 35.000-40.000 hektare, tetapi sekarang ini berkurang drastis hanya sekitar 9.000 hektare.
Petani yang masih menanam tanaman padi lokasinya di wilayah utara di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, antara lain, di Kecamatan Kanor, Malo, Dander, Kalitidu dan Trucuk.
"Kami tertap mengantisipasi tanaman padi di wilayah utara diserang hama wereng coklat dengan melakukan pengamatan sejak dini," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut dia, kalau tanaman padi MT III sekitar 9.000 hektare bisa terpanen normal, maka kekurangan target produksi tidak terlalu banyak.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017