Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat Politik asal Universitas Airlangga Surabaya Hari Fitrianto menilai majunya Nurwiyatno mewakili unsur birokrat mampu menarik perhatian dari publik serta menjadi kandidat layak diperhitungkan di Pilkada Jatim 2018.
"Nurwiyatno bisa dikatakan 'kuda hitam' dan mau atau tidak mau partai-partai politik lainnya tidak salah memperhitungkannya," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, Nurwiyatno selama ini dikenal sebagai loyalis Gubernur Jatim Soekarwo dan dianggap sangat lihai dalam melakukan komunikasi politik.
Jika selama ini, kata dia, nama Nurwiyatno belum pernah muncul dalam hasil lembaga survei itu karena umumnya survei dilakukan si awal tahun, sedangkan namanya baru muncul sebulan terakhir.
Meski tergolong sosok baru dalam ranah politik Jatim, lanjut dia, Nurwiyatno yang sehari-harinya berdinas sebagai inspektur Jatim itu tidak bisa dianggap sebelah mata.
"Di lingkungan birokrat, saya kira semua ASN khususnya di lingkungan Pemprov Jatim kenal. Beliau memiliki jabatan strategis, loyalis gubernur, bahkan ketua PA GMNI Jatim," ucapnya.
Tak itu saja, Nurwiyatno juga pernah menjabat mantan Penjabat Wali Kota Surabaya ini sehingga jika mampu memanfaatkan misi menjadi penerus Pakde Karwo maka dinilainya patut menjadi kandidat yang diperhitungkan.
"Apalagi, representasi suara abangan saat ini belum begitu kuat meski sudah ada nama-nama seperti Bupati Ngawi Budi Sulistyono, Ketua PDIP Jatim Kusnadi yang telah mendaftarkan diri di PDIP Jatim," katanya.
Menurut Hari, setelah Nurwiyatno mendaftar di Partai Demokrat, banyak teman-temannya yang merespon baik, bahkan dari beberapa daerah di Jatim memberikan apresiasi positif.
"Contoh respon positif ini walaupun hanya lingkup kecil, bisa menjadi modal jika publik tidak anti terhadap Nurwiyatno, terutama bagi orang-orang yang mengenal beliau," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017