Sampang (Antara Jatim) - Pihak RSUD Sampang, Jawa Timur membantah, telah menelantarkan pasien korban kecelakaan lalu lintas yang dirujuk ke rumah sakit itu, dan kini meninggal dunia.
"Kami sudah melakukan upaya tindakan medis yang optimal, sesuai aturan, dan tidak ditelantarkan," kata Humas RSUD Sampang Yuliono di Sampang, Jumat.
Yuliono mengemukakan hal ini, menanggapi protes keluarga pasien Ainur Rofiq (18) warga Dusun Lenteng, Desa Moktesareh, Kecamatan Kedungdung, ke pihak RSUD Sampang.
Pada Jumat (14/7) pagi, perwakilan keluarga Ainur mendatangi RSUD Sampang, meminta pertanggung jawaban pihak rumah sakit.
Versi keluarga Ainur, yang bersangkutan meninggal dunia, karena ditelantarkan oleh petugas medis di rumah sakit itu.
Dasar tudingan keluarga pasien Ainur itu, karena penanganan lambat, dan pasien tidak diberi alat bantu pernafasan, hanya karena alatnya masih tersimpan di dalam gudang penyimpanan, hingga akhirnya yang bersangkutan meninggal dunia.
Menurut Yuliono, penanganan oleh petugas medis di rumah sakit itu sudah prosedural. Pihak rumah sakit sudah memberikan pelayanan optimal bagi pasien kritis.
Mengenai tindakan pihak rumah sakit yang tidak segera merujuk ke Surabaya yang juga menjadi materi protes keluarga pasien, Yuliono menjelaskan, karena masih dilakukan stabilisasi terhadap pasien seperti memberikan oksigen masker venturi, infus, dan pemberian obat.
"Ini berdasarkan catatan medis yang ada pada kami, terutama berkaitan dengan penanganan pasien kritis. Jadi setiap sekian waktu dilihat tanda vitalnya dan terus dievaluasi, bahkan pasien tersebut detak jantungnya masih bagus. Mungkin karena banyak pendarahan di kepala hingga akhirnya membuat pasien meninggal," katanya, menjelaskan.
"Jadi, tidak ada kasus penelantaran," kata Yuliono menegaskan.
Kendatipun demikian, Yuliono menyatakan, tetap akan melakukan evaluasi atas kinerja petugas media di rumah sakit itu. "Evaluasi perlu dilakukan secara rutin dan tidak harus menunggu adanya kesalahan," ungkap dia.
Sementara itu, keluarga pasien meninggal dunia Ainur Rofiq, Alan Kaisan menjelaskan, pihaknya sengaja datang ke rumah sakit itu, guna melakukan klarfikasi secara langsung ke dokter di rumah sakit itu, karena saat kejadian tidak ada dokter.
"Kemarin kami tidak bisa mengklarifikasi langsung terkait permasalahan ini, karena dokternya tidak ada, dan perawat yang menangani saudara saya hanya perawat magang," ujar Alan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017