Tulungagung, (Antara Jatim) - Lima sekolah menengah tingkat atas di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur belum berhasil mencapai pagu dalam rangkaian proses penerimaan peserta didik baru sehingga masa pendaftaran terpaksa diperpanjang.

"Ya, ada perpanjangan jadwal pendaftaran PPDB daring di beberapa SMAN," kata Kepala Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMAN Tulungagung Harim Soejatmiko di Tulungagung, Minggu.

Mayoritas SMA negeri yang kekurangan murid tersebut berada di wilayah pinggiran.

Lima sekolah yang masih kekurangan murid dimaksud antara lain SMA Negeri 1 Gondang, SMA Negeri 1 Kalidawir, SMA Negeri 1 Campurdarat, SMA Negeri 1 Pakel dan SMA Negeri 1 Rejotangan.

Diduga, belum terpenuhnya pagu itu dipicu adanya kesalahan penentuan pilihan, di mana kesempatan calon peserta didik hanya bisa mengisi dua pilihan dan bahkan jika sudah terdaftar tidak bisa lagi memilih, mengubah atau bahkan mencabutnya.

Menurut Harim, selisih pagu di SMAN 1 Gondang tidak terlalu parah karena hanya tersisa empat kursi, namun di empat sekolah lain selisih pagu yang belum terisi mencapai 60 lebih bahkan 133 kursi di SMAN 1 Rejotangan.

"Perpanjangan pendaftaran dimulai Senin (10/7) mulai pukul 00.00 WIB hingga Selasa (11/7) pukul 23.59 WIB," tuturnya.

Ia mengatakan, perpanjangan masa pendaftaran PPDB hanya berlaku untuk sekolah yang belum terpenuhi pagunya.

Adapun seleksi pemenuhan pagu bagi SMA di antaranya siswa yang diperkenankan mendaftar yakni siswa yang belum diterima baik pilihan satu maupun pilihan dua.

Sedangkan siswa yang diterima pada seleksi PPDB SMA/SMK Jawa Timur tidak dapat mengikuti pemenuhan pagu baik sudah maupun yang belum melakukan daftar ulang.

"Pendaftaran ini bisa dilakukan dengan menggunakan PIN lama yang dimiliki siswa, dan tidak ada batasan zona pad seleksi pemenuhan pagu," ucapnya.

Berdasarkan informasi, ada lima SMA Negeri belum menerima calon peserta didik sesuai pagu yang dibuka.

Salah satu orang tua calon peserta didik baru, Moh Ali Muchtar mengatakan pihaknya memilih akan mendaftarkan anaknya ke swasta karena pertimbangan tidak diterima di SMAN.

Ia berdalih NUN yang dimiliki anaknya kurang untuk bersaing dengan NUN para pendaftar lain.

"Khawatir kalau sampai ini belum dapat sekolah. Makanya, saya daftarkan ke swasta saja. Toh pendidikan yang diberikan sama," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017