Malang (Antara Jatim) - Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang "diserbu" ratusan warga setempat untuk melakukan berbagai keperluan yang berkaitan dengan administrasi kependudukan, Senin.

Kepala Dispendukcapil Kota Malang Enny Hari Sutiarni mengatakan pada hari pertama masuk kerja setelah cuti bersama dan libur Lebaran 1438 Hijriah ini, ada tiga loket yang ramai pengunjung, yaitu loket legalisasi akta kelahiran, pencetakan kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP), serta loket perekaman data KTP Elektronik (KTP-E).

"Dari tiga loket itu yang paling banyak diserbu arga adalah loket legalisasi akta kelahiran. Pada pagi hari saja sudah 159 orang yang mengisi. Membeludaknya permintaan legalisasi akta kelahiran ini untuk persyaratan pendaftaran sekolah, karena akta kelahiran harus mendapat legalisasi dari penerbit akta. Kami sudah konfirmasi ke Dinas Pendidikan (Dindik)," kata Enny di Malang, Jawa Timur.

Meski permintaan legalisasi akta kelahiran cukup tinggi, katanya, pihaknya rata-rata hanya bisa melayani sekitar 200 pengajuan yang masuk setiap hari karena hanya ada satu loket saja yang melayani. Namun, Dispendukcapil tetap menerima berkas yang masuk sore dan pengambilan dilakukan keesokan harinya.

Ia menerangkan proses legalisasi sertiap berkas yang masuk hanya butuh sekitar 10 menit. Setelah mendapat berkas, petugas mengecek di pusat data kependudukan untuk memastikan dokumen benar/asli dan tidak ada yang berubah. Setelah berkas dinyatakan benar, akta kelahiran dilegalisasi.

Melihat antrean panjang dan membeludaknya arga yang mengurus legalisasi akta kelahiran tersebut, Wakil Wali Kota Malang Sutiaji menginstruksikan agar dnas terkait melakukan beberapa perbaikan, di antaranya loket layanan kependudukan ditambah dengan memakai ruang yang pernah dipakai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar).

Ia meminta mulai besok (Selasa, 4/7), Dispendukcapil memakai ruang yang pernah dipakai Dispendukcapil dan petugasnya juga ditambah. Selain itu, juga akan disediakan pengeras suara untuk memanggil pengantre agar mereka tidak berkumpul di depan loket.

Selain itu, lanjutnya, juga perlu diambah fasilitas lainnya, termasuk televisi agar pengantre tidak jenuh. "Kami upayakan ada fasilitas tambahan yang bisa menghibur warga yang mengantre, biar tidak jenuh," ucapnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017