Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, memastikan 10 sampel dari 10 bayi yang lahir dari rahim ibu penderita HIV/AIDS (ODHA) daerah itu yang diperiksakan ke laboratorium di RSUD dr Soetomo selama kurun 2017, hasilnya semua negatif.
    
"Artinya 10 bayi yang lahir dari rahim ibu berstatus ODHA ini negatif HIV atau tidak tertular," kata Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Kamis.
    
Didik menjelaskan, 10 sampel darah bayi yang lahir dari ibu ODHA tersebut dikirim sejak akhir 2016 hingga Mei 2017.
    
Pengambilan sampel dilakukan pada bayi ODHA yang telah memasuki usia 2-4 pekan setelah kelahiran.
    
"Pemeriksaan dilakukan melalui program EID, atau 'early infant diagnosis'. Diagnosis bayi secara cepat yang pengetesannya harus di RSUD dr Soetomo Surabaya dengan teknik PCR (polymerase chain reaction)," ujarnya.
    
Didik menjelaskan, ibu hamil yang telah dinyatakan positif tertular HIV/AIDS atau berstatus ODHA (orang dengan HIV/AIDS) tidak secara otomatis akan menularkan penyakit yang sama dan mematikan tersebut kepada bayi yang dilahirkan.
    
"Jika ibu HIV secara dini diketemukan dan segera minum ARV (antiretroviral), paling lambat sebetulnya pada pekan ke-14 kehamilannya, Insya Allah tanpa mendaului kehendak Gusti Allah, dari kajian ilmiah dan penelitian itu hanya satu persen potensi penularannya (HIV)," kata Didik.
    
Sebaliknya jika ibu ODHA terlambat atau sama sekali tidak mau intervensi ARV secara rutin, Didik mengatakan potensi penularan HIV pada bayi yang dilahirkan bisa mencapai kisaran 60-70 persen.
    
"ARV benar-benar efektif mencegah penularan dari ibu ke bayi yang sedang dikandungnya," kata Didik.
    
Jumlah ibu hamil berstatus ODHA di Tulungagung saat ini tercatat masih ada enam orang. Sebelumnya dinkes mencatat ada tujuh ibu ODHA, namun yang satu sudah melahirkan.
    
"Masalahnya, jumlah ibu hamil yang sukarela memeriksakan diri ke klinik VCT (voluntary counsuling dan testing) di RSUD dr Iskak ataupun puskesmas-puskesmas belum banyak," katanya.
    
Didik menggambarkan, dari total ibu hamil di wilayah tersebut yang diperkirakan mencapai 20 ribu orang, hanya 25 persen yang bersedia dan sukarela melakukan tes HIV.
    
Sementara akumulasi jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Tulungagung hingga akhir Mei 2017 tercatat mencapai 1.666 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 101 di antaranya ditemukan tahun 2017.
    
Jika diprosentase, 44 persen pengidap adalah perempuan, dan 56 persen laki-laki. Paling banyak pengidap di rentang usia 30 hingga 40 tahun.
    
Profesi pengidap paling banyak tenaga nonprofesional atau karyawan. Sedangkan kecamatan dengan pengidap paling tinggi adalah Kedungwaru, disusul Kecamatan Tulungagung dan Kecamatan Ngunut.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017