Tulungagung, 4/6 (Antara) - Petani belimbing di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengakui penjualan buah belimbing hasil perkebunan mereka rata-rata mengalami penurunan selama Ramadhan.

"Ada penurunan, tapi kalau di sini tidak terlalu banyak," kata Ketua Kelompok Tani Tunas Belimbing di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung Mulyono di Tulungagung, Minggu.

Ia lalu mencontohkan penurunan omzet jualan belimbing dimaksud. Jika pada hari biasa volume penjualan belimbing di lingkup Kelompok Tani Tunas Belimbing rata-rata mencapai lima ton per hari, saat ini transaksi hanya berkisar 2-3 ton.

Kondisi leih parah menurut Mulyono dialami petani belimbing lain yang melakukan pemasaran secara mandiri dan tidak bersinergi dalam kelompok dengan petani belimbing lain.

Kata dia, harga belimbing saat ini anjlok hingga titik terendah Rp1.500 per kilogram. Harga jual itu menurut dia jauh di bawah harga terbaik sebelumnya yang berada di kisaran Rp9 ribu hingga Rp10 ribu per kilogram.

"Tapi di kami, harga itu (Rp9 ribu) masih bisa dipertahankan dengan cara menjual pada segmen terbatas," katanya.

Mulyono sedikit memberi bocoran tips sehingga produk belimbing hasil perkebunannya dan anggota kelompok tani Tunas Belimbing tetap tinggi.

Salah satunya, kata dia adalah dengan mengontrol dan mempertahankan kadar kebasaan tanah pada areal perkebunan belimbing, stabil di atas angka tujuh namun di bawah delapan.

"Curah hujan yang tinggi selama kurun setahun terakhir ikut mempengaruhi dan itu yang terus kami kontrol untuk menjaga kadar basa tanah," ujarnya.

Selain memasarkan ke pelanggan tetap yang sudah mengenal kualitas/mutu dan rasa belimbing hasil perkebunan kelompok tani Tunas Belimbing, Mulyono mengaku aktif memasarkan secara daring.

Menurutnya, metode pemasaran ini efektif dalam menjangkau pasar pelanggan belimbing rumahan, secara individu maupun berkelompok.

"Kami juga berkerja sama dengan beberepa jasa ekspedisi untuk memudahkan pengiriman produk belimbing unggulan kami. Orag yang sudah tahu dan mengenal citarasa belimbing dari kami akan enggan beralih ke produk buah belimbing dari luar kami, seperti dari Blitar, Rejotangan dan lainnya," katanya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017