Surabaya (Antara Jatim) - Rektor Universitas Islam Sunan Ampel (UINSA) Surabaya Prof Abd A`la menyebut kampus rentan disusupi paham ideologi selain pancasila terutama paham radikal yang menjadikan anak muda sebagai sasaran utamanya.

"Hal itu karena anak muda masih labil dan pemahaman mereka tentang ideologi masih sepotong-potong jadi mudah disusupi ideologi selain Pancasila," kata A`la di Surabaya, Jumat.

Untuk mencegah hal itu masuk di kampusnya, A`la telah menyiapkan beberapa langkah, salah satunya dengan membuat kurikulum holistik.

"Kami akan mengembangkan kurikulum dimana menekankan pemahaman keagamaan yang holistik. Tidak hanya itu, buku terkait `civic education` juga telah kita buat untuk membendung ideologi di luar Pancasila di lingkup kampus. Jadi supaya pemahaman mereka tidak sepotong-potong," kata dia.

Selain itu, lanjut A`la, UINSA juga melakukan pendekatan pada mahasiswa dan dosen dengan cara diskusi, dialog dan pemberian wawasan.

Apa yang dilakukan ini dinilai A`la perlu, sebab berkaca dari pengalaman sebelumnya dimana ada dosen yang menyebarkan paham berbeda.

"Ada dosen Matematika menyuruh mahasiswanya salah satu tugasnya unjuk rasa tentang ideologi yang dianut, kami sudah panggil, kami ajak bicara masih mau mengajar apa tidak. Kami pantau, Alhamdulillah sudah berubah," ujarnya.

A`la menjelaskan perbedaan hingga muncul radikaliasi disebabkan berbagai faktor salah satunya perbedaan persepsi. Dia menyebut, hal itu sebagai permasalahan kompleks yang bukan hanya ideologi tapi bisa saja karena kekecewaan atas kebijakan pemerintah.

"Jadi strateginya masalah holistik bisa masalah ekonomi maupun pendidkan, strategi jangka pendek, menengah, harus dilakukan agar paham radikal ini tak berkembang," ucapnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017