Surabaya (Antara Jatim) - Nilai Ujian Nasional (UN) jenjang Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah SMP/Mts di wilayah Jawa Timur pada tahun ajaran 2017/2018 mengalami penurunan.

"Siswa SMP yang meraih nilai 55 atau di bawahnya mencapai 130.152 anak dari total peserta sebanyak 402.187 siswa," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Dr Saiful Rachman usai rapat koordinasi penerimaan Daftar Kolektif Hasil Ujian Nasional (DKHUN) SMP/MTs/SMPLB di Surabaya, Kamis.

Sementara untuk detail peraih nilai di bawah 55 atau di bawah standar kelulusan, Saiful tidak mengungkapnya karena masih proses pemilahan. Dia mengakui, penurunan nilai UN itu dikarenakan banyak faktor, salah satunya tingkat kesulitan yang tinggi.

"Soal UN tahun ini menggunakan materi 'high order thinking' (HOT). Terutama di mata pelajaran Matematika. Jadi memang tingkat kesulitan juga tinggi," ujarnya.

Selain itu, mantan Kepala Badan Diklat Jatim ini mengungkapkan, UN tingkat SMP di Jatim mendapat perhatian. Pasalnya, lembaga penyelenggara Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) lebih sedikit jumlahnya dibandingkan penyelenggara Ujian Nasional Pensil Kertas (UNPK).

"Padahal SMA/SMK sudah 100 persen UNBK. SMP tinggal memakai komputer di SMA/SMK, tidak apa-apa. Tinggal koordinasi dengan kami. Saya berharap, tahun depan semakin banyak lembaga menyelenggarakan UNBK," tuturnya.

Saiful menambahkan, hasil UN SMP/MTs di kabupaten/kota akan mempengaruhi standar nilai  Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)SMA/SMK di daerah tersebut.

"Jadi, yang dipakai bukan 'grade' nilai Jatim, pakai rata-rata daerah tersebut," ucapnya.

Dia menjelaskan, PPDB SMA/SMK negeri di Jatim menggunakan dua cara yakni dalam jaringan dan luar jaringan. Daring murni menggunakan nilai UN, sementara luar jaringan seperti jalur prestasi, mitra warga, dan bidik misi merupakan gabungan nilai UN dan syarat khusus lainnya.

Sementara itu, Sekretaris UN Jatim Gatot Gunarso menambahkan, pihaknya baru menerima nilai UN dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud pada Rabu (31/5) sore. Kemudian hasil itu dibawa ke provinsi untuk dipilah-pilah.

Dengan kondisi demikian, Gatot ingin menepis adanya kebocoran nilai UN SMP di masyarakat.

"Itu semua hanya isu. Yang beredar di masyarakat mengenai hasil UN SMP tidak benar. Kami baru selesai memilah hari ini," tuturnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017