Tulungagung (Antara Jatim) - Pelaku usaha industri rokok sigaret kretek linting tangan (SKT) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan sulitnya merekrut tenaga kerja buruh linting sehingga mempengaruhi kemampuan produksinya.
"Mencari tenaga kerja terampil terlatih sekarang tidaklah mudah. Tidak seperti dulu," kata Wakil Direktur PR Margantara Suharti dikonfirmasi di sela inspeksi rutin tim Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Pratama Tulungagung di Desa Gesikan, Tulungagung, Rabu.
Ia menuturkan fenomena tersebut sudah terjadi selama kurun satu dasawarsa terakhir. Penyebabnya, diduga dipengaruhi persebaran lapangan kerja, meningkatnya minat dan peluang menjadi buruh migran (TKI) serta kesejahteraan yang semakin merata.
Akibatnya, kata Suharti, untuk mendapat tenaga kerja buruh linting rokok dari daerah sekitar pabrik sangatlah susah.
"Di sisi lain perusahaan rokok seperti kami juga membutuhkan tenaga kerja buruh linting yang telah terlatih dan memiliki etos kerja dalam hal produksi," katanya.
Solusi yang dilakukan, lanjut dia, perusahaan rokok tipe SKT (sigaret kretek linting tangan) seperti PR Margantara mengandalkan rekrutan buruh linting yang berpengalaman dari pensiunan PR Gudang Garam, Tbk.
"Dalam kurun waktu dekat ini ada 70-an buruh linting PR Gudang Garam yang memasuki masa pensiun. Kami sudah lakukan pendekatan untuk menampung dan dipekerjakan di sini," katanya.
Saat ini, kata dia, PR Margantara memiliki tenaga kerja sekitar 300-an orang lebih. Dari jumlah itu, separuh lebih merupakan eks-buruh linting PR Gudang Garam yang telah pensiun dan ditampung di perusahaan rokok sigaret kretek linting tangan yang berlokasi di Tulungagung itu.
Menurut keterangan Suharti, mereka sebagian besar berdomisili di Kediri. Untuk mempekerjakan eks-buruh linting PR Gudang Garam, Tbk itu, kata dia, perusahaannya setiap hari kerja memfasilitasi penjemputan dan pemulangan menggunakan tujuh unit bus.
"Idealnya kami masih butuh tenaga kerja tambahan sekitar 150-200 orang untuk meningkatkan volume produksi dan memenuhi kebutuhan pasar," ujarnya.
PR Margantara Jaya bisa memroduksi roko sejumlah 315 bal, atau 756.000 batang per hari. Sebagian besar produknya banyak dipasarkan ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Tengah.
Menurut Suharti, kini banyak perusahaan rokok di Tulunaggung menanti gelombang pensiun PR Gudang Garam.
Beberapa perusahaan rokok asal di Tulungagung dan sekitar Kediri raya bahkan harus antre untuk merekrut eks-buruh linting PR Gudang Garam ini untuk kembali bekerja sebagai buruh linting di industri rokok.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Mencari tenaga kerja terampil terlatih sekarang tidaklah mudah. Tidak seperti dulu," kata Wakil Direktur PR Margantara Suharti dikonfirmasi di sela inspeksi rutin tim Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Pratama Tulungagung di Desa Gesikan, Tulungagung, Rabu.
Ia menuturkan fenomena tersebut sudah terjadi selama kurun satu dasawarsa terakhir. Penyebabnya, diduga dipengaruhi persebaran lapangan kerja, meningkatnya minat dan peluang menjadi buruh migran (TKI) serta kesejahteraan yang semakin merata.
Akibatnya, kata Suharti, untuk mendapat tenaga kerja buruh linting rokok dari daerah sekitar pabrik sangatlah susah.
"Di sisi lain perusahaan rokok seperti kami juga membutuhkan tenaga kerja buruh linting yang telah terlatih dan memiliki etos kerja dalam hal produksi," katanya.
Solusi yang dilakukan, lanjut dia, perusahaan rokok tipe SKT (sigaret kretek linting tangan) seperti PR Margantara mengandalkan rekrutan buruh linting yang berpengalaman dari pensiunan PR Gudang Garam, Tbk.
"Dalam kurun waktu dekat ini ada 70-an buruh linting PR Gudang Garam yang memasuki masa pensiun. Kami sudah lakukan pendekatan untuk menampung dan dipekerjakan di sini," katanya.
Saat ini, kata dia, PR Margantara memiliki tenaga kerja sekitar 300-an orang lebih. Dari jumlah itu, separuh lebih merupakan eks-buruh linting PR Gudang Garam yang telah pensiun dan ditampung di perusahaan rokok sigaret kretek linting tangan yang berlokasi di Tulungagung itu.
Menurut keterangan Suharti, mereka sebagian besar berdomisili di Kediri. Untuk mempekerjakan eks-buruh linting PR Gudang Garam, Tbk itu, kata dia, perusahaannya setiap hari kerja memfasilitasi penjemputan dan pemulangan menggunakan tujuh unit bus.
"Idealnya kami masih butuh tenaga kerja tambahan sekitar 150-200 orang untuk meningkatkan volume produksi dan memenuhi kebutuhan pasar," ujarnya.
PR Margantara Jaya bisa memroduksi roko sejumlah 315 bal, atau 756.000 batang per hari. Sebagian besar produknya banyak dipasarkan ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Jawa Tengah.
Menurut Suharti, kini banyak perusahaan rokok di Tulunaggung menanti gelombang pensiun PR Gudang Garam.
Beberapa perusahaan rokok asal di Tulungagung dan sekitar Kediri raya bahkan harus antre untuk merekrut eks-buruh linting PR Gudang Garam ini untuk kembali bekerja sebagai buruh linting di industri rokok.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017