Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, bersama Bulog berupaya menjaga kestabilan harga selama puasa hingga Lebaran dengan menambah 5 hingga 10 persen stok bahan pangan.

"Daging sapi dan ayam dalam jumlah yang mencukupi. Stoknya akan ditambah sebanyak 5-10 persen dari jumlah produksi saat ini, terutama saat mendekati Idul Fitri. Cabai rawit ada ketersediaan sebanyak 693 ton. Pada bulan Juni akan ada panen lagi dari lahan seluas 1030 hektare. Jadi kami perkirakan cukup," kata Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu.

Ia menegaskan, untuk menjaga agar harga kebutuhan tetap stabil, pihaknya juga menggelar Gerakan Stabilisasi Pangan (GSP). Sejumlah komoditas bahan pokok, mulai beras, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, bawang putih, hingga bawang merah dijual di bawah harga pasar.

Anas mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. "Selama bulan puasa dan lebaran biasanya konsumsi masyarakat cenderung meningkat. Di sinilah biasanya spekulan mulai bermain, sehingga hal ini akan memicu terjadinya kenaikan harga. GSP ini sebagai upaya kami menjaga ketersediaan sembako dan mengendalikan harga bahan pokok," kata Anas.

Selain menggelar GSP, pemkab juga memastikan stok pangan di Banyuwangi terjaga. Mulai dari beras, daging ayam, telur, daging sapi, hingga cabai dijamin ketersediannya di pasaran.

Sementara itu Kepala Sub-Divre Bulog Banyuwangi R. Gunadharma menambahkan GSP dilakukan serentak selama dua pekan. "GSP akan berlangsung hingga 31 Juni mendatang. Setiap hari, dimulai pukul 08.00 – 13.00 WIB," kata pria yang akrab disapa Awang ini.

Ia menjelaskan dejumlah komoditas yang dijual selama GSP, antara lain bawang putih dijual dengan harga Rp41.000/kg, beras premium dijual Rp9.850/kg, minyak goreng dijual dengan harga Rp11.100/liter, gula pasir Rp11.900/kg, dan bawang merah Rp21.000/kg.

"Rata-rata dalam sehari, GSP mampu mendistribusikan sebanyak 1.000 kg beras, 240 liter minyak goreng, 100 kg bawang merah, dan 25 kg bawang putih, katanya.

GSP, katanya, akan terus dilakukan dengan membuka bazar tetap maupun bazar keliling menggunakan kendaraan khusus. Bazar tetap digelar setiap hari di tiga titik di Kecamatan Banyuwangi, yaitu di depan Gedung Juang, Pasar Blambangan dan Pasar Banyuwangi, serta di tiga gudang Bulog, yaitu Rogojampi, Genteng dan Srono. 

Sementara bazar keliling, akan digelar di lima titik secara bergantian, yaitu Pasar Rogojampi, Sempu, Gendoh, Singojuruh, dan Genteng.

"Kami juga libatkan 10 Rumah Pangan Kita (RPK) yang dikelola bumdes, sehingga masyarakat semakin mudah mendapatkan barang kebutuhan pokoknya dengan harga terjangkau. Sambil bertahap, melibatkan 202 RPK lainnya," terangnya.

RPK adalah sebuah warung atau semacam gerai yang menyediakan produk pangan langsung dari Bulog.

Selain GSP, Banyuwangi juga akan menggelar fasilitasi pasar murah mulai tanggal 29 Mei hingga 22 Juni 2017. Tak hanya sembako, kegiatan ini juga menyediakan komoditas lain, mulai dari sirup, kue kaleng, pakaian jadi dan batik yang dijual dengan harga pabrik. 

"Pasar murah ini kerja sama dengan Bulog, PT. Pertani, distributor dan sejumlah pasar moderen. Di masing-masing titik, kami gelar selama tiga hari mulai pukul 09.00 – 15.00 WIB," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Banyuwangi Ketut Kencana.

Kegiatan ini akan digelar di enam titik pada enam kecamatan. Diawali dari halaman parkir kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banyuwangi, dilanjutkan berturut-turut di Pasar Rogojampi, Pasar Srono, Pasar Muncar, RTH Genteng, dan Balai Kecamatan Wongsorejo.(*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017