Trenggalek (Antara Jatim) - Anggota Komisi X DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyerukan semua pihak dan elemen bangsa untuk bersama-sama menjaga keutuhan NKRI dengan tidak memperuncing isu SARA yang belakangan muncul seiring perhelatan pemilihan gubernur DKI Jakarta.
"Saya kira kuncinya ada di tokoh-tokoh yang menjadi figur publik untuk menciptakan suasana yang kondusif dan bukannya malah memprovokasi isu yang bisa membingungkan umat," kata Ibas usai melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaaan di gedung serbaguna Kelurahan Sumbergedong, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin.
Ia mengaku sempat prihatin dengan fenomena pro-kontra yang muncul belakangan karena terkesan semakin gaduh dan berpotensi mencoreng akar persatuan dan kesatuan bangsa, NKRI.
Tanpa menyebut spesifik detail kasus dimaksud, Ibas berpendapat isu tersebut seharusnya tetap berada dalam koridor hukum dan bukan malah menggelinding liar akibat analisa serta pemaknaan oleh tokoh-tokoh politik maupun keagamaan, yang kemudian disikapi keliru oleh masyarakat di akar rumput.
"Saya tidak mengatakan pemahaman pilar kebangsaan kita ada yang salah. Tapi isu sensitif seperti ini sebaiknya disikapi secara arif dan bijak," ujarnya.
Saat memberikan wawasan kebangsaan dan sosialisasi empat pilar di hadapan ratusan kader Partai Demokrat dan beraneka komunitas warga di Kabupaten Trenggalek, Ibas berulang kali menegaskan bahwa konsep bernegara NKRI yang berdasar Pancasila merupakan konsensus nasional yang sudah final.
Ia mengingatkan bahwa di negara Indonesia telah mengakui ada enam agama yang dianut oleh setiap individu warga negaranya, yakni Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, serta Konghucu.
Oleh karenanya, Ibas berpesan agar isu agama tidak dibentur-benturkan satu sama lain. Ia bersama seluruh kader Partai Demokrat maupun elemen kebangsaan lain, termasuk di lembaga DPR/MPR tempatnya bernaung saat ini konsisten mendorong demokrasi dan semangat keberagaman dalam bingkai azas "bhineka tunggal ika".
"Di manapun tempat di Tanah Air ini kita harus bisa saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Jangan pula menonjolkan ego kelompok, suku, ras, agama masing-masing agar negara ini tidak tercabik-cabik oleh perpecahan yang memang seharusnya tidak perlu terjadi," ujarnya
Ibas datang ke Kabupaten Trenggalek dalam rangka rangkaian kunjungan kerja sebagai anggota DPR RI dan MPR RI periode 2014-2019.
Di daerah ini, Ibas sempat berkunjung ke beberapa titik lokasi seperti di wilayah Pule, Tugu, Watulimo maupun Kota Trenggalek.
Anggota komisi X DPR RI ini menyapa ratusan warga di setiap titik kunker yang dikunjungi, mulai dari acara simbolis penyerahan program CSR, penyaluran bantuan alat mesin pertanian atau alsintan, workshop sadar wisata di Pantai Prigi hingga kegiatan pertandingan futsal dengan komunitas pemuda di Trenggalek saat pembukaan turnamen EBY Futsal Cups.
Usai dari Trenggalek Ibas melanjutkan kunjungan kerja di Kabupaten Pacitan, tempat asal leluhurnya untuk melakukan kunjungan kerja serupa di wilayah daerah pemilihan (dapil) IV.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Saya kira kuncinya ada di tokoh-tokoh yang menjadi figur publik untuk menciptakan suasana yang kondusif dan bukannya malah memprovokasi isu yang bisa membingungkan umat," kata Ibas usai melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaaan di gedung serbaguna Kelurahan Sumbergedong, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin.
Ia mengaku sempat prihatin dengan fenomena pro-kontra yang muncul belakangan karena terkesan semakin gaduh dan berpotensi mencoreng akar persatuan dan kesatuan bangsa, NKRI.
Tanpa menyebut spesifik detail kasus dimaksud, Ibas berpendapat isu tersebut seharusnya tetap berada dalam koridor hukum dan bukan malah menggelinding liar akibat analisa serta pemaknaan oleh tokoh-tokoh politik maupun keagamaan, yang kemudian disikapi keliru oleh masyarakat di akar rumput.
"Saya tidak mengatakan pemahaman pilar kebangsaan kita ada yang salah. Tapi isu sensitif seperti ini sebaiknya disikapi secara arif dan bijak," ujarnya.
Saat memberikan wawasan kebangsaan dan sosialisasi empat pilar di hadapan ratusan kader Partai Demokrat dan beraneka komunitas warga di Kabupaten Trenggalek, Ibas berulang kali menegaskan bahwa konsep bernegara NKRI yang berdasar Pancasila merupakan konsensus nasional yang sudah final.
Ia mengingatkan bahwa di negara Indonesia telah mengakui ada enam agama yang dianut oleh setiap individu warga negaranya, yakni Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, serta Konghucu.
Oleh karenanya, Ibas berpesan agar isu agama tidak dibentur-benturkan satu sama lain. Ia bersama seluruh kader Partai Demokrat maupun elemen kebangsaan lain, termasuk di lembaga DPR/MPR tempatnya bernaung saat ini konsisten mendorong demokrasi dan semangat keberagaman dalam bingkai azas "bhineka tunggal ika".
"Di manapun tempat di Tanah Air ini kita harus bisa saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Jangan pula menonjolkan ego kelompok, suku, ras, agama masing-masing agar negara ini tidak tercabik-cabik oleh perpecahan yang memang seharusnya tidak perlu terjadi," ujarnya
Ibas datang ke Kabupaten Trenggalek dalam rangka rangkaian kunjungan kerja sebagai anggota DPR RI dan MPR RI periode 2014-2019.
Di daerah ini, Ibas sempat berkunjung ke beberapa titik lokasi seperti di wilayah Pule, Tugu, Watulimo maupun Kota Trenggalek.
Anggota komisi X DPR RI ini menyapa ratusan warga di setiap titik kunker yang dikunjungi, mulai dari acara simbolis penyerahan program CSR, penyaluran bantuan alat mesin pertanian atau alsintan, workshop sadar wisata di Pantai Prigi hingga kegiatan pertandingan futsal dengan komunitas pemuda di Trenggalek saat pembukaan turnamen EBY Futsal Cups.
Usai dari Trenggalek Ibas melanjutkan kunjungan kerja di Kabupaten Pacitan, tempat asal leluhurnya untuk melakukan kunjungan kerja serupa di wilayah daerah pemilihan (dapil) IV.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017