Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gedung dan Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan jumlah pengunjung Museum Rajekwesi stabil berkisar 20-30 pengunjung per bulan.
"Museum Rajekwesi tetap ada pengunjungnya. Jumlahnya stabil, tetapi tidak bisa naik, sebab lokasinya belum permanen," kata Kepala UPT Gedung dan Museum Disbudpar Bojonegoro Mudiono, di Bojonegoro, Sabtu.
Menurut dia, Museum Rajekwesi lokasinya masih menumpang di bangunan SD Terpadu di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, sehingga pengunjung tidak bisa leluasa, karena lokasinya menyatu dengan lingkungan SD Terpadu.
"Di Museum Rajekwesi sekarang ada sekitar 100 jenis benda purbakala, antara lain, fosil purbakala, benda cagar budaya, juga berbagai benda lainnya yang memiliki nilai sejarah," paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan Museum Rajekwesi yang semula lokasinya di halaman kantor Dinas Pendidikan (Disdik) dipindahkan ke SD Terpadu di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, sejak 2002.
Karena lokasinya di SD Terpadu maka berbagai benda purbakala juga benda cagar budaya temuan lainnya tidak bisa langsung dijadikan satu dengan benda purbakala Museum Rajekwesi.
"Di kantor UPT di sini ada 30 jenis benda purbakala, seperti fosil binatang purba, guci, juga lainnya," ucapnya.
Benda purbakala dan cagar budaya yang disimpan di kantor UPT itu, kata dia, merupakan hasil temuan dari warga yang kemudian dikumpulkan.
Hanya saja di kantor UPT tidak ada pengunjung, sebab benda purbakala itu lokasinya di salah satu ruangan kantor UPT.
"Ada lagi sejumlah benda purbakala dan cagar budaya yang disimpan di kantor disbudpar," jelas dia.
Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, sebelumnya, menjelaskan kan mengundang Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sragen,Jawa Tengah, untuk melakukan verifikasi benda purbakala.
Selain itu, lanjut dia, juga mengundang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, untuk melakukan verifikasi benda cagar budaya.
Verifikasi dibutuhkan untuk memastikan nilai sejarah benda purbakala dan benda cagar budaya yang berhasil dikumpulkan.
"Dalam waktu dekat ini kami akan mengundang BPSMP Sangiran dan BP3 Trowulan untuk melakukan verifikasi benda purbakala dan cagar budaya yang kami peroleh dalam beberapa tahun terakhir," jelas dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Museum Rajekwesi tetap ada pengunjungnya. Jumlahnya stabil, tetapi tidak bisa naik, sebab lokasinya belum permanen," kata Kepala UPT Gedung dan Museum Disbudpar Bojonegoro Mudiono, di Bojonegoro, Sabtu.
Menurut dia, Museum Rajekwesi lokasinya masih menumpang di bangunan SD Terpadu di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, sehingga pengunjung tidak bisa leluasa, karena lokasinya menyatu dengan lingkungan SD Terpadu.
"Di Museum Rajekwesi sekarang ada sekitar 100 jenis benda purbakala, antara lain, fosil purbakala, benda cagar budaya, juga berbagai benda lainnya yang memiliki nilai sejarah," paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan Museum Rajekwesi yang semula lokasinya di halaman kantor Dinas Pendidikan (Disdik) dipindahkan ke SD Terpadu di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, sejak 2002.
Karena lokasinya di SD Terpadu maka berbagai benda purbakala juga benda cagar budaya temuan lainnya tidak bisa langsung dijadikan satu dengan benda purbakala Museum Rajekwesi.
"Di kantor UPT di sini ada 30 jenis benda purbakala, seperti fosil binatang purba, guci, juga lainnya," ucapnya.
Benda purbakala dan cagar budaya yang disimpan di kantor UPT itu, kata dia, merupakan hasil temuan dari warga yang kemudian dikumpulkan.
Hanya saja di kantor UPT tidak ada pengunjung, sebab benda purbakala itu lokasinya di salah satu ruangan kantor UPT.
"Ada lagi sejumlah benda purbakala dan cagar budaya yang disimpan di kantor disbudpar," jelas dia.
Kepala Disbudpar Bojonegoro Amir Syahid, sebelumnya, menjelaskan kan mengundang Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sragen,Jawa Tengah, untuk melakukan verifikasi benda purbakala.
Selain itu, lanjut dia, juga mengundang Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto, untuk melakukan verifikasi benda cagar budaya.
Verifikasi dibutuhkan untuk memastikan nilai sejarah benda purbakala dan benda cagar budaya yang berhasil dikumpulkan.
"Dalam waktu dekat ini kami akan mengundang BPSMP Sangiran dan BP3 Trowulan untuk melakukan verifikasi benda purbakala dan cagar budaya yang kami peroleh dalam beberapa tahun terakhir," jelas dia. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017