Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan eks lokalisasi Dolly dan Jarak yang telah ditutup pemkot dua tahun lalu bersih dari praktik prostitusi terselubung.
     
"Kita pastikan eks lokalisasi Dolly sudah bersih dari praktik prostitusi, dan keamanan terus kita tingkatkan untuk menjaga kenyamanan masyarakat di wilayah Dolly," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP Kota Surabaya, Irvan Widianto saat jumpa pers soal "Penegakan Perda dan Upaya Pengamanan Kota" di Pemkot Surabaya, Senin.

Menurut dia, Satpol PP aktif melakukan patroli di kawasan Dolly yang kini sudah berubah fungsi dari lokalisasi menjadi daerah yang hidup dari segi ekonomi warga seperti maraknya usaha kecil menengah dan industri kreatif.

Ia mengakui memang belum lama ini diketemukan ada praktik prostitusi terselubung di bekas kawasan Dolly namun segera dirazia dan ditindak oleh Satpol PP. "Dalam razia tersebut ada tujuh wanita pekerja seks komersial (PSK) yang kita amankan," katanya.

Lebih lanjut, Irvan menjelaskan jumlah PSK yang terjaring oleh Satpol PP disekitar eks Dolly selama empat bulan terakhir yaitu Januari hingga April 2017 sudah terjaring 36 PSK dari empat wilayah yaitu eks lokalisasi Dolly 12 orang, Makam Kembang Kuning 11 orang, Diponegoro 3 orang dan Tambak Asri 10 orang.

"Sementara selama 2016 jumlah PSK atau wanita harapan  yang telah terjaring oleh Satpol PP total sebanyak 111 orang. Setiap PSK yang terjaring akan dilakukan outreach dan tes HIV oleh Dinas Kesehatan dan DP5B Kota Surabaya," kata Irvan.

Irvan juga menambahkan dalam menjaga ketertiban umum bukan hanya fokus di kawasan eks Dolly namun juga seluruh Surabaya yang diindikasikan rawan terhadap kriminal. 

Langkah-langkah Satpol PP dalam menjaga ketertiban umum, kata Irvan, Satpol PP membentuk Tim Asuhan Rembulan yang terdiri dari Polrestabes, Tim Odong-Odong Satpol PP, Satlinmas, Dispora, Dishub, dan Dinas Sosial Kota Surabaya.

Irvan menerangkan selama enam bulan sejak Oktober 2016  hingga Maret 2017 Tim Asuhan Rembulan sudah berhasil merazia sedikitnya 40 orang dalam operasi penertiban.  Rinciannya, dibulan Oktober 2016 terjaring 12  orang, November 5 orang, Desember 4 orang, Januari 2017 14 orang, Februari 2  orang, dan bulan Maret 3 orang. 

Sementara itu Camat Sawahan Yunus mengatakan kawasan Dolly kini sudah beralih fungsi tidak lagi menjadi sentra pekerja seks komersial namun menjadi kawasan dengan geliat ekonomi warga yang terus tumbuh. Hal ini dikarenakan para eks wanita pekerja seks oleh Pemkot Surabaya dilatih untuk berkarya dengan beragam usaha yang digelutinya.

Yunus menerangkan pemberdayaan warga di eks Dolly terus dilakukan dan untuk menjaga ketertiban pihaknya bersama Satpol PP setiap malam keliling melakukan operasi penertiban umum.

Selain itu, kata Yunus, Pemkot Surabaya juga melakukan pembinaan kepada warga untuk menjadi usahawan dengan dilatih dan diberikan modal usaha. Bukan saja mantan pekerja seks, namun juga warga yang selama ini tinggal di Dolly juga mendapat prioritas khusus untuk dikader menjadi usahawan.

"Coba lihat sekarang di Dolly, banyak pelaku UKM eks pekerja Dolly dan warga setempat berhasil mengembangkan usahanya dengan berbagai macam hasil kreatifitas produk yang dihasilkan. Dolly kini sudah menjadi sentra industri kreatif dan UKM yang inovatif," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017